Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Kita tahu, kebutuhan dan keinginan setipis itu perbedaaannya. Maka kadang hal-hal yang diinginkan justru tak datang, tetapi kita kadung kecewa.
Tetapi, tahukah ketika yang tak lagi diharapkan itu datang, tetapi dalam bentuk yang dibutuhkan?
Sebagai contoh, ketika kita sudah berusaha keras buat PDKT dengan seseorang, memberi perhatian, bahkan sampai berubah menjadi orang lain demi dia, tapi dia malah makin menjauh.
Ada lagu yang lain saat kita berharap dapat promosi di pekerjaan, tapi malah orang lain yang mendapatkannya.
Banyak dari kita yang relate dan pernah mengalami hal semacam ini. Yang dikejar malah menghindar, yang tidak dikejar malah mendekat. Yang diinginkan malah menjauh, yang tidak pernah diharapkan malah datang.
Menariknya banyak tokoh, baik seorang filsuf sampai guru spiritual mengatakan hal yang sama.
Bahwa semakin besar keinginan dan ambisi kita akan sesuatu atau semakin kita berharap justru hal tersebut akan menjauh dan terasa semakin sulit untuk diraih. Dan ketika kita melepaskan keterikatan itu, energi positif bahkan cinta akan datang pada kita.
Lalu, apa artinya kita tidak boleh memiliki keinginan? Bukan seperti itu. Tapi lebih menekankan pada sikap batin, bahwa kita boleh memiliki tujuan, berusaha keras, tapi jangan sampai hidup kita dikendalikan oleh rasa harus memiliki atau untuk mendapatkan hal tersebut.
Ketika kita mulai belajar menerima bahwa kita baik-baik saja tanpa semua itu, justru saat itulah peluang sering datang tanpa disangka-sangka.
Istilahnya: "needing nothing attracts everything." Artinya, tidak ( terlalu) menginginkan sesuatu, akan menarik segala sesuatu.
Ungkapan ini menjelaskan bahwa melepaskan sesuatu seperti ego, kekhawatiran, keterikatan, atau masa lalu justru dapat membawa kelegaan, kebahagiaan, dan bahkan hasil positif yang tak terduga.
Konsep ini terlihat seperti paradoks namun mampu mengubah cara kita berpikir tentang bagaimana kita bisa merasakan kelimpahan dalam berbagai aspek kehidupan. Bukan hanya soal materi, tapi juga kedamaian, relasi, dan makna hidup.
Saat kita belajar melepaskan, tidak lagi berharap, justru memberi ruang bagi semesta untuk bekerja, memberikan hal-hal yang memang paling kita butuhkan.
Melepaskan, Bukan Menyerah
Melepaskan bukan berarti kehilangan. Kadang justru dari melepaskan, kita bisa melihat lebih jelas dan menerima lebih utuh.