Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gregorius Nafanu
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Gregorius Nafanu adalah seorang yang berprofesi sebagai Petani. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pentingnya Moderasi agar Gentrifikasi Tak Menimbulkan Ketimpangan

Kompas.com - 26/09/2023, 07:37 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dalam KBBI, gentrifikasi diartikan sebagai imigrasi penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah kota yang buruk keadaannya atau yang baru saja diperbaharui dan dipermodern.

Berangkat dari definisi tersebut, gentrifikasi bisa dimaknai sebagai suatu proses perubahan bertahap sebuah daerah yang awalnya memiliki karakteristik sosial dan ekonomi yang rendah menjadi daerah yang lebih kaya dan bersifat urban.

Hal ini biasanya terjadi ketika individu atau kelompok dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi membeli atau menyewa properti di suatu daerah yang memiliki ekonomi rendah, kemudian mengubahnya, dan menarik penghuni, bisnis, serta investasi baru sana.

Meski terlihat bagus dan menjanjikan, gentrifikasi ini layaknya dua sisi koin. Di satu sisi dengan adanya gentrifikasi suatu daerah akan terlihat maju dan kinclong, sementara di sisi yang lain justru akan ada wilayah-wilayah yang tidak terawat.

Maka dari itu sejatinya gentrifikasi ini perlu dimoderasi. Tujuannya agar mengurangi bagian-bagian yang terlalu kinclong dan mempercantik bagian lain yang belum terawat.

Jika hal itu bisa terwujud, maka wajah dari daerah tersebut akan tampak lebih asri dan cantik dengan gaya yang baru serta lebih modern. Hal ini juga akan berdampak bagi orang yang bermigrasi maupun penduduk asli wilayah itu. Dengan begitu, ekonomi daerah tersebut akan membaik, budaya desa tetap terpelihara, dan akhirnya lingkungan juga semakin terawat.

Dampak Positif Gentrifikasi

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, gentrifikasi bisa memberikan dampak positif yang akan menguntungkan bagi sebuah daerah. Paling tidak, ada empat dampak positif dari adanya gentrifikasi ini.

Pertama, perbaikan infrastruktur. Proses gentrifikasi seringkali disertai peningkatan infrastruktur. Ada perbaikan dan penambahan fasilitas yang dapat mendukung kegiatan di suatu daerah.

Jalan-jalan ditata ulang. Ada perbaikan atau pembuatan taman terbuka untuk publik yang lebih baik. Juga ada penambahan fasilitas umum serta hal-hal lain yang dapat meningkatkan kualitas hidup lingkungan serta masyarakatnya.

Sebut saja seperti pembangunan kompleks perumahan di pedesaan yang sekaligus memperbaiki akses jalan di sekitarnya. Dengan begitu akses jalan dari desa ke kota menjadi lebih bagus dan mobilitas warganya semakin lancar. Sistem transportasi pun juga bisa ikut menjadi lebih baik.

Kedua, peningkatan nilai properti. Gentrifikasi dapat meningkatkan harga properti di suatu daerah. Hal ini tentu memberikan manfaat bagi pemilik sebuah properti juga bisa berpotensi mendatangkan keuntungan bagi investor.

Ketiga, peningkatan pendapatan lokal. Kedatangan penduduk baru yang memiliki daya beli lebih tinggi ke suatu daerah karena gentrifikasi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi lokal daerah tersebut.

Di samping itu juga bisa memunculkan lapangan kerja baru yang tentu bisa meningkatkan tingkat pendapatan penduduk setempat.

Contohnya, pembangunan berbagai kampus-kampus negeri di wilayah pedesaan yang akan membawa berkah bagi penduduk setempat karena bisa memanfaatkan rumah-rumah mereka sebagai tempat kos bagi para mahasiswa.

Selain itu, akan banyak bermunculan warung-warung makan yang dapat memuhi kebutuhan mahasiswa sekaligus mendatangkan keuntungan bagi penduduk lokal, serta keuntungan-keuntungan lainnya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Kata Netizen
Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Kata Netizen
Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Kata Netizen
Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Kata Netizen
Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Kata Netizen
Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kata Netizen
Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Kata Netizen
Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kata Netizen
Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Kata Netizen
Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Kata Netizen
Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Kata Netizen
'Mindful Eating' di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

"Mindful Eating" di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau