Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Ranking kelas menjadi hal yang ditunggu-tunggu siswa maupun orangtua setelah ujian akhir sekolah.
Masih teringat dulu saat kelas 1 SMA, saya memperoleh peringkat kedua, nama saya disebut dan dipanggil untuk maju ke depan untuk menerima hadiah berupa alat tulis.
Dengan perkembangan zaman, kurikulum pun berubah. Saat Kurikulum 2013 diterapkan, sistem ranking pun ditiadakan, karena dipandang tidak tepat untuk menggambarkan potensi serta talenta siswa.
Sebagai seorang guru, orangtua siswa, dan juga sekaligus sebagai pembelajar. Saya pun melakukan evaluasi terkait peniadaan sistem ranking di kelas.
Dalam beberapa kesempatan, saya pernah bercakap ringan dengan anak saya terkait rangking di kelas, "Dulu ayah rangking trus loh saat SD."
“Äku gak ada ranking yah," ujarnya.
Mendengarnya, saya cukup "kena mental". Padahal dengan sombongnya saya mengatakan hal tersebut pada anak saya agar ia termotivasi. Menurut saya, sepertinya peniadaan ranking di Kurikulum 2013 menjadikan anak-anak "buta peringkat kelas".
Tidak hanya itu, hal tersebut membuat iklim belajar menjadi rendah, sebab tidak ada penghargaan ataupun peringkat yang dinanti.
Hal ini juga membuat saya selaku orangtua menjadi susah untuk memantau sejauh mana perkembangan anak saya di kelas.
Kontradiksi Sistem Ranking di Kelas
Meski sistem ranking mampu memberikan efek buruk terhadap mentalitas siswa. Namun bagi saya, sistem ranking masih menjadi salah satu satu syarat bagi siswa untuk bisa mendaftarkan diri ke perguruan tinggi negeri melalui jalur rapor.
Begitu juga saat siswa yang akan mendaftarkan pendidikan ke jenjang SMP maupun SMA lewat jalur PPDB jalur prestasi, maka siswa yang kemungkinan besar akan lolos jalur prestasi adalah siswa dengan nilai rapor terbaik di angkatan tersebut di sekolahnya.
Lantas, apa sebenarnya esensi dari dihilangkannya sistem peringkat, padahal semua institusi pendidikan tetap meminta pemeringkatan?
Jangan Menutup Mata dengan Sistem Ranking di Kelas
Saya pikir janganlah kita menutup mata dari sistem rangking, karena nyatanya sistem rangking merupakan hal yang tidak akan bisa dihindari.