Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sungkowo
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Sungkowo adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sayur Kurang Dapat Perhatian dalam Program Sarapan Bersama di Sekolah

Kompas.com - 30/09/2024, 16:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sebelum program makan gratis dari pemerintah dilakukan secara riil, sekolah sudah melaksanakan program gerakan sarapan bersama bagi siswa.

Sedangkan di sekolah tempat saya mengajar, misalnya, gerakan ini dilakukan pada setiap Jumat.

Program ini dilakukan sejak pemerintah menemukan data tentang anak yang stunting. Termasuk di dalamnya anak-anak yang masih sekolah. Ada 149 juta (22%) balita di seluruh dunia yang stunting (statistik PBB 2020). Dan, 6,3 jutanya anak usia dini atau balita Indonesia.

Tentu saja gerakan sarapan bersama bagi siswa di sekolah yang dilakukan juga di sekolah lain, atas rekomendasi dinas pendidikan setempat, dipastikan dilatarbelakangi oleh gambaran di atas.

Sehingga, gerakan sarapan bersama bagi siswa di sekolah sekurang-kurangnya membantu upaya baik untuk mengikis stunting. Stunting ditandai oleh pertumbuhan yang normal pada diri anak terkendala.

Sarapan yang dibawa siswa ke sekolah adalah sarapan yang disiapkan oleh keluarga. Hal ini untuk memastikan bahwa kandungan gizi dalam sarapan yang dinikmati siswa benar-benar terjaga. Sebagai wujud keluarga peduli terhadap kesehatan anak.

Gerakan sarapan bersama bagi siswa di sekolah dapat mengondisikan siswa yang tak mau sarapan menjadi mau sarapan. Sebab, ternyata, banyak siswa tak sarapan sebelum sekolah. Sekurang-kurangnya fakta ini dijumpai di sekolah tempat saya mengajar.

Di sekolah tempat saya berbakti, gerakan sarapan bersama bagi siswa dilakukan di tempat secara bergantian. Kadang dilakukan di halaman sekolah yang didampingi oleh guru-guru, yang juga sarapan. Kadang dilakukan di ruang kelas, yang didampingi oleh wali kelas.

Siswa putri selalu dilengkapi dengan gerakan minum tablet tambah darah. Sebab, ternyata ada sebanyak 32% remaja usia 15-24 tahun di Indonesia mengalami anemia (Kemenkes, 2024). Dan, jika hal ini tak ditangani secara serius, mereka kelak akan melahirkan bayi stunting.

Pada saat gerakan sarapan bersama bagi siswa dilakukan, terutama yang di halaman sekolah, saya selalu ikut mendampingi dan berusaha bergerak dari satu siswa ke siswa yang lain. Ini saya lakukan dalam rangka melihat menu sarapan mereka.

Dan, saya menemukan fenomena yang perlu mendapat perhatian serius, khususnya oleh orangtua siswa. Yaitu, sangat sedikit siswa yang menu sarapan bersama di sekolah ada sayurnya.

Padahal, sayur sangat dibutuhkan oleh tubuh. Hal yang paling sederhana sering diungkapkan oleh banyak orang, misalnya, agar dapat buang air besar (BAB) secara lancar dan rutin sangat dibutuhkan asupan sayur dalam tubuh.

Tentang ini saya membuktikan sendiri. Banyak makan sayur, BAB mudah dan rutin secara berkala teralami. Rasanya enak. Perut tak terasa penuh. Sehingga, sangatlah terdukung penuh ketika melakukan aktivitas.

Silakan mencoba jika ingin merasakan hal yang seperti saya rasakan! Sekaligus ini kampanye mengonsumsi sayur, yang mudah didapat dan sangat terjangkau oleh siapa pun, baik masyarakat ekonomi rendah, menengah maupun tinggi.

Sayur, khususnya sayur hijau, berdasarkan catatan di portal Kemenkes, berfungsi untuk 1) menjaga kesehatan jantung; 2) sumber antioksidan; 3) menjaga berat badan ideal.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau