Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hafiful Hadi Sunliensyar
Penulis di Kompasiana

Kompasianer

Bahasa yang Sama Masih Digunakan Tiga Etnis Ini 700 Tahun Lalu

Kompas.com, 27 September 2022, 16:28 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dengan demikian, bahasa suku asli di Taiwan dengan bahasa asli orang Dayak tingkat kekerabatannya adalah satu rumpun yang sama.

Cara ini pula digunakan oleh ahli linguistik untuk menentukan kekerabatan bahasa tiga etnis yaitu Kerinci, Minangkabau, dan Melayu Jambi seperti yang dilakukan oleh Monita Sholeha dan Hendrokumoro dari Universitas Gadjah Mada.

Bahasa Kerinci, Minangkabau, dan Melayu Jambi Ada di Keluarga yang Sama

Sebagaimana diketahui ketiga wilayah ini sangat dekat secara geografis dan historis. Sementara itu, secara bahasa banyak dipertentangkan.

Beberapa peneliti seperti Sunardji, dari sisi sosiolinguistiknya berpendapat bahwa bahasa Kerinci lebih dekat dengan bahasa Minangkabau dibandingkan bahasa Jambi.

Di tengah masyarakat sendiri tak kalah hebohnya, banyak yang berpendapat bahwa budaya Kerinci–termasuk bahasa–lebih dekat dengan Minangkabau daripada bahasa Melayu Jambi.

Hasil penelitian Sholeha dan Hendrokumoro yang dimuat dalam jurnal Diglosia tahun 2022 ini menunjukkan hasil yang berbeda.

Dalam jurnal itu dikatakan bahwa, bahasa Kerinci justru memiliki kedekatan lebih erat dengan bahasa Melayu Jambi dibandingkan dengan bahasa Minangkabau.

Menurut mereka, bahasa Kerinci dan bahasa Melayu Jambi adalah bahasa tunggal antara 400 hingga 307 tahun yang lalu kemudian berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara tahun 1.538 hingga 1.715 Masehi.

Sementara itu, bahasa Kerinci dan Minangkabau adalah bahasa tunggal pada 500-432 tahun yang lalu dan terpecah menjadi bahasa yang berbeda antara tahun 1.445 hingga 1.599 Masehi.

Hubungan kekerabatan antara bahasa Melayu Jambi dan Minangkabau lebih jauh lagi, dua bahasa ini adalah bahasa tunggal pada 692 tahun yang lalu dan kemudian berpisah antara tahun 1.330-1.506 Masehi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kekerabatan bahasa Kerinci dan Melayu Jambi lebih erat dibandingkan dengan bahasa Minangkabau. Hubungan ketiga bahasa ini berada pada keluarga bahasa yang sama.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa mulanya sebelum abad ke-14 Masehi, orang Kerinci, orang Jambi, dan Minangkabau menuturkan satu bahasa kuno yang sama.

Kemudian berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara abad ke 14 hingga awal abad ke-15, menjadi bahasa Minangkabau dan Bahasa Melayu Jambi-Kerinci.

Di masa selanjutnya bahasa Melayu Jambi-Kerinci berpisah menjadi dua bahasa berbeda antara abad ke-16 hingga awal abad ke-18 sehingga menjadi bahasa Kerinci dan bahasa Melayu Jambi.

Tampaknya, tinjauan bahasa ini senada dengan apa yang digambarkan di dalam narasi sejarah.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau