Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Eko Nurhuda
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Eko Nurhuda adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sepak Bola Nieu yang Mati Suri

Kompas.com - 27/10/2022, 10:50 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Debut timnas Niue terjadi pada 20 Agustus 1983, di mana mereka melawan Tahiti yang adalah tim terkuat di grup. Pertandingan bersejarah tersebut berakhir dengan kekalahan telak Niue 0-14.

Dua hari berselang, Niue menantang Papua Nugini sebagai laga terakhir fase grup. Lagi-lagi mereka menelan kekalahan, malah kali ini skornya lebih besar dari sebelumnya, 0-19.

Otomatis, Niue menjadi peringat terbawah di grup dan dipastikan tak dapat lolos ke fase selanjutnya.

Sejak partisipasi di South Pasific Games edisi 1983, timnas Niue menghilang dari blantika sepak bola dunia. Bahkan juga di kawasan Pasifik dan kemudian Oseania. Nama Niue tidak pernah muncul lagi, setidaknya sampai saya menuliskan kalimat ini.

Ganti Federasi

Menyusul timnas Niue yang menghilang dan tak terdengar lagi kabarnya, liga lokal Niue, Niue Soccer Tournament, juga tidak berjalan dengan baik.

Padahal dalam periode 2006-2021, NISA tercatat sebagai associate member Oceania Football Confederation (OFC) yang mana berangsur-angsur akan membuat status keanggotaan sebuah negara menjadi tetap.

Namun sayang, sepak bola Niue memilih untuk “tidur” selama kurang lebih sepuluh tahun. Agaknya orang Niue lebih senang bermain rugby ketimbang sepak bola.

Melihat NISA yang seakan hidup segan mati pun tak mau, OFC kemudian mengambil sikap tegas dengan mengeluarkan NISA dari posisinya sebagai associate member per Maret 2021 yang sekaligus menandakan akhir riwayat NISA.

Pasca matinya NISA, muncul satu federasi pengganti yang bernama Niue Football Association (NFA).

Kemunculan NFA ditandai dengan penyelenggaraan sebuah kompetisi seven-a-side football yang hingga kini masih berjalan. Eks presiden NISA, Deve Talagi, menduduki posisi koordinator federasi baru ini.

NFA bergerak cepat dengan mengaktifkan kembali sepak bola di Niue. Jalan yang ditempuh NFA tentu tidaklah mudah mengingat penduduk Niue hanya sekitar 1.651 jiwa pada tahun ini menurut Worldometers.info.

Selain itu, menurut sensus resmi pemerintah Selandia Baru pada 2006, antara 90% sampai 95% orang Niue tinggal di Selandia Baru. Artinya, jika hitung-hitungan saya tidak keliru, hanya terdapat sekitar 92 hingga 165 orang yang berada di Pulau Niue (5%-10% dari total populasinya yang 1.651 jiwa tadi).

Menarik dinantikan apa gebrakan yang akan dibuat NFA dalam menghadapi tantangan tersebut. Sebuah kebalikan dari tantangan PSSI yang hingga kini kesulitan meraih prestasi di tingkat dunia padahal punya "stok" 270-an juta jiwa.

Saya sendiri ikut senang jika kelak timnas Niue kembali aktif seperti di tahun 1983. Mana tahu nanti mau diajak beruji coba melawan Indonesia, seperti tetangganya Vanuatu yang pernah datang ke Jakarta tahun 2019 lalu.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Mengapa 'BI Checking' Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Mengapa "BI Checking" Dijadikan Syarat Mencari Kerja?

Kata Netizen
Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Apakah Jodohku Masih Menunggu Kutemui di LinkedIn?

Kata Netizen
Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Pendidikan Itu Menyalakan Pelita Bukan Mengisi Bejana

Kata Netizen
Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Banjir Demak dan Kaitannya dengan Sejarah Hilangnya Selat Muria

Kata Netizen
Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Ini yang Membuat Koleksi Uang Lama Harganya Makin Tinggi

Kata Netizen
Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Terapkan Hidup Frugal, Tetap Punya Baju Baru buat Lebaran

Kata Netizen
Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Emoji dalam Kehidupan Kita Sehari-hari

Kata Netizen
Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Ini yang Membuat Komik Cetak Bisa Bertahan di Era Digital

Kata Netizen
Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Setelah All England, Kini Bersiap Olimpiade Paris 2024

Kata Netizen
Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kenyataan Pahit di Balik Tagar #JanganJadiDosen

Kata Netizen
Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Simak Tips Memilih Akomodasi Saat Liburan Bersama Orangtua

Kata Netizen
Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Perhatikan Asupan Gizi pada Makanan agar Puasa Lancar

Kata Netizen
Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Beras Porang, Alternatif Kaya Manfaat Ketika Harga Beras Putih Meroket

Kata Netizen
Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Salah Kaprah Kita Soal Penggunaan QRIS

Kata Netizen
Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kelas Menengah: Di Antara Gaji Pas-pasan dan Mimpi Jadi Kaya

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com