Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny Rachman Noor
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Menanti Kinerja Rishi Sunak Membawa Inggris Keluar dari Keterpurukan

Kompas.com - 28/10/2022, 14:18 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sunak yang menikah dengan Akshata Murthy menjadikannya sebagai orang yang “berada”, karena istrinya merupakan putri pengusaha miliarder NR Narayana Murthy, pendiri perusahaan IT Infosys.

Dilansir dari Kompas.com. kekayaan Sunak dan sang istri mencapai 730 juta Euro atau setara dengan Rp11,26 triliyun.

Jika melihat berbagai catatan tersebut, maka tak heran bila Rishi Sunak akan tercatat sebagai lulusan Oxford ke-30 yang menjadi Perdana Menteri Inggris sekaligus menjadi Perdana Menteri Inggris terkaya.

Jalan Terjal

Terpilihnya Sunak sebagai Perdana Menteri Inggris tidak serta merta akan membuat Inggris keluar dengan mudah dari keterpurukan yang melanda Inggris.

Sunak juga lantas menyatakan bahwa Inggris akan mengalami turbulensi dan tantangan ekonomi yang besar. Untuk mengatasi hal ini Inggris memerlukan stabilitas dan kekompakkan semua pihak.

Tantangan pertama yang perlu diselesaikan Sunak ialah menyelesaikan masalah internal partainya akibat perpecahan pasca Boris Johnson mengundurkan diri.

Baru setelahnya Sunak akan mulai memikirkan cara menghadapi carut-marutnya ekonomi Inggris.

Ditambah lagi terpilihnya Sunak sebagai Perdana Menteri Inggris juga memunculkan penolakan dari Partai Buruh sebagai pihak oposisi. Mereka menentang Sunak karena bukan terpilih melalui pemilihan umum dan dinilai bahwa Sunak tak memiliki mandat dari rakyat Inggris.

Ke depannya Sunak akan melalui berbagai jalan terjal, karena memang saat ini perekonomian Inggris sedang terpuruk dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Reputasi Inggris sebagai kekuatan ekonomi nomor lima di dunia pun terancam.

Berbagai peristiwa seperti Brexit, pandemi covid-19, serta konflik Rusia-Ukraina membuat mata uang Inggris akhirnya runtuh, demikian pula dengan pasar obligasi Inggris.

Berdasarkan laporan dari OECD pertumbuhan ekonomi Inggris di tahun depan sangat suram, yaitu 0% alias tidak tumbuh.

Situasi buruk ini diakibatkan oleh harga bahan baku dan pangan yang meningkat hingga rata-rata 40% dan otomatis membuat rakyat Inggris kebingungan dan panik.

Kenaikan harga kebutuhan pokok serta bahan bakar juga menyebabkan tingkat inflasi Inggris menjadi salah satu yang tertinggi, yaitu 10,1%.

Selain itu terpilihnya Sunak sebagai Perdana Menteri Inggris akan menimbulkan masalah bagi para penganut paham tradisional white supremacy.

Hal ini karena Inggris merupakan mantan negara kolonial yang sangat menjunjung tinggi white supremacy.

Berbagai tantangan ini akan mengiringi terpilihnya Sunak sebagai Perdana Inggris ke depannya. Sebagai gambaran tantangan-tantangan tersebut juga pernah dihadapi oleh Liz Truss yang pada akhirnya membuatnya tak berdaya dan memilih mengundurkan diri.

Tidak ada jalan lain bagi Sunak kecuali membuktikan dirinya sebagai pemimpin Inggris yang dapat membawa Inggris keluar dari turbulensi politik dan ekonomi ini.

Jika selama menjabat sebagai Perdana Menteri Inggis ia mampu menyelesaikan berbagai tantangan tersebut dan berhasil membawa Inggris keluar dari keterpurukan, maka dirinya akan dikenang dan tercatat dalam sejarah Inggris sebagai orang Inggris non kulit putih yang berhasil menyelamatkan Inggris.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Wisuda TK Lengkap dengan Toga dan Lainnya, Belebihan?
Kata Netizen
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Jika Kita Tinggal di Rumah Subsidi Seluas 14 Meter Persegi
Kata Netizen
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari 'Goceng'
Kini Naik Bus dari Bogor ke Jakarta Kurang dari "Goceng"
Kata Netizen
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Diet Saja Tak Cukup untuk Atasi Perut Buncit
Kata Netizen
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Bisakah Berharap Rusun Bebas dari Asap Rokok?
Kata Netizen
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Mencari Kandidat Pengganti Nasi, Sorgum sebagai Solusi?
Kata Netizen
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Perang Ego, Bisakah Kita Menghentikannya?
Kata Netizen
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Berpenampilan Menarik, Bisa Kerja, dan Stereotipe
Kata Netizen
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Jelang Bagikan Rapor, Wali Murid Boleh Beri Hadiah?
Kata Netizen
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Delayed Gratification, Dana Pensiun, dan Masa Tua
Kata Netizen
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Memaknai Idul Kurban dan Diplomasi Kemanusiaan
Kata Netizen
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Sudah Sejauh Mana Pendidikan Kita Saat Ini?
Kata Netizen
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Masihkah Relevan Peran dan Tugas Komite Sekolah?
Kata Netizen
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Masa Muda Sejahtera dan Tua Bahagia, Mau?
Kata Netizen
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Jebakan Frugal Habit, Sudah Mencoba Hemat Tetap Saja Boncos
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau