Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Yang paling membedakan Dwayne “The Rock” Johnson di Black Adam dan di filmnya yang lain adalah di film ini dia mengenakan jubah. Itu Saja. Selebihnya, ia tetap menjadi Dwayne Johnson yang kita kenal.
Justru malah kehadiran Justice Society yang cukup mencuri perhatian, karena penonton awam akhirnya diperkenalkan pada karakter superhero DC lainnya yang walau tak begitu terkenal, namun memiliki kekuatan super yang unik.
Sebut saja misalnya sosok Doctor Fate yang diperankan Pierce Brosnan dengan kekuatan sihirnya, Atom Smasher yang diperankan Noah Centineo dengan kemampuan mengubah tubuhnya menjadi raksasa, Aldis Hodge sebagai Hawkman sang petarung andal, serta Quintessa Swindell sebagai Cyclone dengan kekuatan memanipulasi angin.
Kehadiran para superhero tersebut mengingatkan pada karakter yang ada di MCU, Doctor Fate yang kekuatannya mirip dengan Dr. Strange, Hawkman yang kekuatannya mirip seperti Falcon, dan Atom Smasher yang mirip seperti Ant-Man.
Jika melihat catatan sejarahnya, akan bisa diterima karena meskipun kehadiran karakter-karakter superhero DC pada era keemasan komik superhero Amerika tahun 1940-an, kehadirannya di layar lebar lebih lambat ketimbang karakter-karakter dari MCU.
Akan tetapi, terlepas dari hal-hal di atas, Black Adam sejatinya adalah sebuah comic book movie yang sangat menyenangkan dari DC.
Saya merasa DC sudah lama tidak membuat film superhero yang fun seperti ini yang terakhir kali terlihat lewat film Shazam!.
Black Adam terasa sangat menyenangkan karena penonton disuguhi superhero stuff yang membuat film ini tidak terasa membosankan.
Faktor lainnya juga mendukung, seperti porsi drama yang pas, komedinya pas, dan yang paling penting adegan pertarungannya yang benar-benar memuaskan.
Apalagi film Black Adam didukung oleh musik latar yang juga asyik didengarkan, sehingga film ini berhasil menjadi kombinasi audio visual yang sangat menyenangkan untuk ditonton.
Walau memang mesti diakui bahwa dari segi cerita film ini tak begitu kuat, khususnya dalam menyajikan backstory sang tokoh utama.
Padahal jika saja porsi drama pada bagian ini disajikan lebih mendalam rasanya akan bisa lebih memantik emosi pada momen penting jelang adegan pamungkasnya.
Terlepas dari itu, dari apa yang disajikan film ini sudah cukup jelas menceritakan mengenai asal-usul Black Adam dan kekuatan yang dimilikinya.
Bagi saya pribadi kehadiran Justice Society yang banyak mengundang kritik dari penonton serta kritukus film karena porsi yang sangat sedikit, justru sudah cukup dan tak ada masalah sama sekali mengingat film ini adalah film solo Black Adam.
Kehadiran Justice Society di sini hanya sebagai pelengkap dan (mungkin) benang merah bagi kelanjutan DCEU nantinya.