Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Alasan Perempuan Bertato di Kodi"
Perempuan di Kodi, Sumba, NTT, umumnya memiliki rajah atau tato di tangan dan kakinya. Nenek saya dari pihak ayah, Kodi Liku juga memilikinya. Tangan dan kakinya penuh dengan tato.
Beliau meninggal di usia 95 tahun pada tahun 2011 lalu. Perempua Kodi yang seumuran dengan nenek Kodi Liku juga memiliki tato di bagian tangan dan kakinya.
Meski demikian, perempuan yang lahir di luar generasi beliau sudah jarang yang memiliki tato di tubuhnya.
Jika diperhatikan gambar tato yang terdapat di tangan dan kaki Kodi Liku berupa inisial. Akan tetapi lebih banyak tato berupa garis naik dan turun yang membentuk satu lingkaran penuh di pergelangan tangan maupun betis.
Pola ini sekilas mirip seperti tato yang terdapat pada banyak perempuan suku Dayak, seperti suku Dayak Kayan.
Hal ini membuat saya bertanya, apakah Sumba ada kaitannya dengan suku Dayak di Kalimantan atau sebaliknya? Apa intensi mereka menato tangan dan kakinya?
Dari apa yang pernah saya temukan di Kodi, paling tidak ada tiga alasan perempuan Kodi menato tubuh mereka.
Pertama, tato tersebut berguna sebagai tanda bahwa mereka telah akil balik. Seorang perempuan Kodi yang sudah ditato di tubuhnya menandakan bahwa dia sudah siap dilamar oleh laki-laki untuk selanjutnya membina rumah-tangga.
Kedua, berkaitan dengan keyakinan Marapu, yaitu agama asli masyarakat Sumba. Tato dipercaya akan membuat mereka dapat memperoleh api kelak di alam sana setelah kematian.
Hal ini juga berkaitan dengan warisan kepercayaan dari zaman pra-aksara yang meyakini bahwa manusia memiliki ketergantungan terhadap kekuatan lain di luar dirinya, yaitu benda-benda yang memiliki kekuatan supranatural (dinamisme).
Benda-benda yang dimaksud ialah seperti pohon dan batu besar, di mana mereka dapat meminta pertolongan keselamatan.
Api juga diyakini memiliki kekuatan supranatural yang bisa membuat matang makanan, digunakan untuk mengusir hewan puas, serta berguna sebagai penerangan di kala gelap. Setidaknya, (mungkin) begitu dalam benak mereka.
Ketiga, maksud perempuan menato bagian tangan dan kaki mereka adalah agar tak dijadikan budak seks tentara Jepang saat itu.
Berdasarkan kisah yang beredar di Kodi, tentara Jepang saat itu tidak menyukai perempuan yang memiliki tato. Dugaan saya mungkin para tentara Jepang itu menganggap bahwa perempuan bertato mirip seperti anggota Yakuza di negaranya.