Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Padahal, dengan potensi wisata yang dimiliki serta infrastruktur jalan raya menuju lokasi wisata, Banyuwangi bisa memanfaatkan hal tersebut dengan mempermudah konektivitasnya.
Salah satu caranya tentu adalah dengan menyediakan transportasi publik berupa bus dan didukung dengan halte dan terminal yang mumpuni.
Mengapa bus? Karena bus dapat menjangkau wilayah-wilayah yang tidak terjangkau oleh transportasi lain seperti kereta api.
Selain bus, pemerintah kabupaten juga bisa meremajakan kembali angkot untuk mencakup wilayah lain di dalam kota atau wilayah dengan mobilitas penduduk yang cukup tinggi.
Jika pemerintah kabupaten dapat meremajakan angkot seperti memberi fasilitas yang nyaman, pengelolaan yang profesional, dan menyusul jadwal dan trayek yang tepat, maka akan membantu banyak kalangan. Tidak hanya masyarakat sebagai pengguna, melainkan juga para sopir angkot yang terbantu meningkatkan penghasilan mereka.
Selain itu pemerintah kabupaten juga bisa mengaktifkan kembali jalur-jalur kereta api yang sebelumnya sudah tak lagi difungsikan.
Dengan mengaktifkan kembali jalur-jalur yang sempat mati ini, akan bisa mengitegrasikan antara transportasi publik satu dengan lainnya.
Misalnya, dengan diaktifkannya kembali jalur kereta api dari Rojogampi. pemerintah kabupaten bisa mengintegrasikan kereta api dengan bandara. Caranya dengan menambah rute kereta bandara.
Tentu semua itu bisa tercapai dengan catatan, yakni pemerintah kabupaten memiliki dana untuk itu.
Banyuwangi dengan segala potensi wisata dan perekonomiannya, bukan tidak mungkin suatu saat nanti akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Jawa Timur selain Surabaya dan wilayah Malang Raya. Terutama dengan hadirnya transportasi umum yang saling terkoneksi dan terintegrasi.
Kemudahan dalam bertransportasi otomatis akan mendorong aktivitas masyarakat dalam perekonomian.
Selain itu, dengan adanya transportasi publik yang layak, juga dapat mengurangi beban subsidi bahan bakar minya (BBM) suatu daerah.
Sehingga nantinya biaya subsidi tersebut dapat dialihkan ke hal-hal lain yang lebih membutuhkan dan lebih produktif bagi pembangunan wilayah Kabupaten Banyuwangi.
Semua hal itu dapat terwujud tentu harus didasari pada kesadaran akan kebutuhan transportasi publik terintegrasi yang kemudian dikelola secara profesional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.