Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Namun, konten yang disajikan cenderung monoton. Jika terus menerus menyajikan konten monoton kemungkinan besar perhatian dan empati dari permisanya tak lagi bisa ia dapat.
Untuk melakukan aksi mengemis online di media sosial para pengemis online itu harus memiliki akses internet dan media sosial.
Dengan ada akses internet dan media sosial, menjadikan narasi para pengemis lebih luas. Semakin luas maka otomatis makin banyak orang yang menonton live mereka.
Berbagai macam platform media sosial dan karakteristiknya mendorong lebih lanjut narasi berisi bawang. Walau kadang juga berisi narasi penarik empati yang dimodifikasi.
Jejaring medsos menjanjikan raihan konten ngemis online lebih baik. Bagi pengemis online untuk giveaways, jejaring antar konten kreator sering memiliki model yang serupa.
Sistem algoritma dan jejaring media sosial dapat menjanjikan raihan konten ngemis online menjadi lebih baik.
Apalagi mereka yang biasa membuat konten giveaway, biasanya akan memiliki jejaring antar kreator konten dengan model yang serupa.
Algoritma yang mudah diakali dengan tagar, FYP, dan kata kunci viral membuat potensi jangkauan ngemis lebih luas dan cepat mendapat perhatian.
Karena konten ngemis sebaiknya lebih ekstrim dan aneh, sensasilah yang didapatkan. Mendapatkan perhatian karena sensasi tentu mengalihkan perhatian netizen luar biasa.
Umumnya mereka yang mengemis online akan membuat konten yang aneh juga ekstrem. Artinya, mereka sejak awal paham bahwa memancing sensasi adalah tujuan utama.
Dengan sensasi, perhatian banyak warganet akan cepat tepancing. Maka otomatis panggung pun juga mereka dapatkan, sehingga potensi mendapat uang akan jadi lebih besar.
Demi tujuan memancing sensai inilah yang akhirnya mendorong banyak kreator konten ngemis online ini jadi lebih konyol dan nirempati.
Nampaknya kebosanan juga mendorong netizen semakin aktif julid di medsos. Begitupun dengan ngemis online.
Barangkali faktor juga mendorong banyak orang melakukan aksi ngemis online adalah kebosanan.
Kebosanan membuang banyak orang menjadi memiliki banyak waktu luang yang justru dimanfaatkan untuk lebih aktif julid di media sosial hingga mengemis online.