Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gregorius Nafanu
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Gregorius Nafanu adalah seorang yang berprofesi sebagai Petani. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Perpanjang Produktivitas Tanaman Kopi dengan Teknik Sambung Pucuk

Kompas.com - 25/02/2023, 09:54 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kopi merupakan salah satu komoditas paling laris di pasar dunia dan salah satu tanaman yang dapat diperpanjang usia produktifnya.

Bagi pecinta kopi yang tertarik menjadikan komoditas ini untuk dibudidayakan, banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan teknik klonalisasi.

Klonalisasi adalah salah satu teknik sambung pucuk pada tanaman kopi yang disukai oleh petani. Dengan teknik ini, petani dapat memperpanjang usia produktif tanaman kopinya. Juga secara perlahan, dapat mengganti jenis kopi, tanpa harus menebang seluruh pohon kopi yang ada di kebun.

Misalkan petani mau mengganti kebun kopi yang mulanya liberika menjadi robusta. Maka petani dapat melakukan klonalisasi, dengan cara mengambil batang atas kopi robusta yang sudah dipastikan berbuah dan berkualitas, lalu disambung pada batang juvenil kopi liberika yang tumbuh di samping tanaman tua liberika tadi. Perlahan-lahan, batang liberika dipotong. Lalu pucuk robusta yang tumbuh, kemudian dipelihara untuk berbuah.

Manfaat Sambung Pucuk pada Tanaman Kopi

Sambung pucuk tidak hanya dilakukan pada tanaman kopi. Teknik yang sama dapat juga dilakukan pada tanaman lain yang memiliki kambium, seperti mangga, rambutan, alpukat, srikaya, dan jeruk. 

Umumnya, usia produktif tanaman kopi berada dalam kisaran 5-20 tahun. Jika lewat dari usia 20 tahun, tanaman kopi telah memasuki usia tua. Oleh karenanya, melalui sambung pucuk, petani dapat memperpanjang aktivitas panen buah kopi hingga pohon kopi mencapai umur 30 tahun.

Abah Ruchayat dari Bukit Jambi, sudah bertahun-tahun melakukan grafting kopi di kebun sendiri dan kebun orang lainKompasianer Gregorius Nafanu Abah Ruchayat dari Bukit Jambi, sudah bertahun-tahun melakukan grafting kopi di kebun sendiri dan kebun orang lain
Dalam penerapannya, sambung pucuk tanaman kopi dapat dilakukan pada pohon yang sudah ada di kebun kopi.

Selain itu, sambung pucuk biasa dilakukan pada batang bawah yang biji kopinya disemai terlebih dahulu. Bibit kopi yang dijadikan sebagai batang bawah sudah dapat sambung dengan mata entres saat usia 5-6 bulan. Ukuran batang bawah kira-kira sebesar batang pensil.

Lalu, apa saja kelebihan teknik sambung pucuk pada tanaman kopi?

  • Pengambilan mata entres pilihan yang sudah diketahui keunggulannya mampu meningkatkan kualitas tanaman kopi 
  • Tanaman kopi akan cepat berbuah dibandingkan dengan teknik stek atau menanam biji
  • Tanaman kopi menjadi kokoh karena batang bawahnya tumbuh kuat

Berguru Teknik Sambung Pucuk Tanaman Kopi Pada Sesama Petani

Saya bersyukur karena memiliki sahabat tani yang punya keahlian tertentu. Sambil sharing pengetahuan dan pengalaman, jadilah kami saling belajar.

Secara teori, mungkin saya lebih banyak tahu karena lebih banyak mencari informasi. Namun dalam praktik sambung pucuk, Abah Romli dan Abah Ruchayat adalah ahlinya.

Abah Romli, petani Bukit Jambi yang sangat lincah dan cermat dalam melakukan grafting kopi di kebunKompasianer Gregorius Nafanu Abah Romli, petani Bukit Jambi yang sangat lincah dan cermat dalam melakukan grafting kopi di kebun
Dari 100 batang pohon yang disambung, paling banter 2-5 pohon yang gagal. Tidak banyak yang perlu kita siapkan ketika hendak melakukan sambung pucuk tanaman kopi. Cukup menyiapkan batang entres yang diseleksi dari tanaman berkualitas, pisau atau cutter, gunting, tali pengikat dan plastik sungkup.

Setelah pengambilan batang entres, maka tahap berikutnya adalah mencari batang muda yang bagus. Sistem perakaran kuat, sehat, dan tumbuh subur sekalipun kondisi tanahnya kurang mendukung.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau