Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ANDI SAMSU RIJAL
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama ANDI SAMSU RIJAL adalah seorang yang berprofesi sebagai Dosen. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Menilik Lebih Jauh Kehadiran AI dan Etika Akademik Kita

Kompas.com - 20/03/2023, 15:11 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Ada Hal-hal Tertentu yang Tidak Bisa Digantikan oleh Teknologi

Ketika menghadiri sebuah acara peringatan Isra Miraj di masjid salah satu PTN di Yogyakarta beberapa minggu lalu, tema yang diangkat cukup menarik, yakni “Merawat Spiritual Menuju Puncak Kemajuan Teknologi Peradaban Manusia.”

Salah satu pembicara yang hadir saat itu adalah Anggota Komisi Fatwa Mui Pusat, K.H. Mahbub Ma’afi. Ketika acara berlangsung ada peserta yang melontarkan pertanyaan sederhana soal apa kaitannya Isra Miraj dan AI.

Apakah AI nantinya akan menggantikan fatwa yang ada atau AI malah bisa melahirkan fatwa?

Dari pertanyaan itu, jawaban yang diberikan adalah bahwasannya sejauh ini teknologi tidak mampu menandingi apa yang terjadi pada peristiwa Isra Miraj.

Barangkali ke depannya AI bisa saja diterapkan di berbagai hal termasuk dalam bidang fatwa atau akademik. Namun, tetap saja ada hal-hal tertentu yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Seperi misalnya berguru, proses belajar, dapat barokah ke guru, dicontoh dan memberi contoh, dsb.

Sejatinya, posisi AI saat ini dalam praktiknya hanya sebatas identifikator. Artinya, sebagai sebuah teknologi tentu masih terdapat sisi kelemahan yang hanya bisa dikontrol oleh manusia.

Pengalaman mengikuti diskusi soal AI tersebut memberikan saya gambaran bahwa kehadiran AI dan segala macam perangkatnya, sejatinya hanya untuk memudahkan kerja manusia.

Hal yang perlu digarisbawahi ialah kontrol atas teknologi tersebut tetap dipegang oleh manusia. Bukan sebaliknya, manusia yang malah dikendalikan oleh teknologi.

Pada akhirnya, segala kemungkinan AI ada di tengah-tengah kita termasuk menjadi referensi akademik bagi yang sedang mengerjakan tugas akademik.

Namun, perlu diingat bahwa teknologi tersebut hanyalah sebuah alat pembacaan dan pencarian. Artinya, apa yang dihasilkan oleh teknologi belum tentu seakurat dan seilmiah dengan apa yang ditawarkan model konvensional dalam dunia akademik.

Dalam dunia akademik terdapat etika antara dosen dengan mahasiswa, ada jarak sosial antara mahasiswa dan dosen yang akrab, renggang, atau biasa saja. Sementara jarak kita dengan AI tidak terukur bahkan terkadang mebuat tidak sosialis seperti hubungan kita sesama manusia.

Maka dari itu, kemunculan AI dan GPT sejatinya adalah keniscayaan dalam perkembangan teknologi serta perkembangan zaman. Namun, teknologi tetap tidak akan menggantikan semua hal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Di Balik Layar Cerita Mengompos dengan Komposter Drum

Kata Netizen
Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Jika MBG Dimasak oleh Ibu Sendiri...

Kata Netizen
Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Standarisasi MBG, dari Pengawasan hingga Sanksi

Kata Netizen
Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Mencari Jalan Tengah Wisuda Sekolah agar Terlaksana

Kata Netizen
6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

6 Tips Memilih Kambing yang Cukup Umur untuk Kurban

Kata Netizen
Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai 'Skin Tone'?

Bagaimana Cara Glow Up dan Memilih Kosmetik Sesuai "Skin Tone"?

Kata Netizen
Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kapan Waktu yang Tetap untuk Memulai Investasi?

Kata Netizen
'Deep Talk' Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

"Deep Talk" Ibu dengan Anak Laki-laki Boleh, Kan?

Kata Netizen
Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Santo Fransiskus, Sri Paus, dan Ajaran Keteladanan

Kata Netizen
Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Hari Buku, Tantangan Literasi, dan Rumah Baca

Kata Netizen
Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Ujian Pernikahan Itu Ada dan Nyata

Kata Netizen
Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kembalinya Penjurusan di SMA, Inikah yang Dicari?

Kata Netizen
Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film 'Jumbo'

Potensi Animasi dan Kerja Kolaborasi Pasca Film "Jumbo"

Kata Netizen
Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Apa yang Berbeda dari Cara Melamar Zaman Dulu dan Sekarang?

Kata Netizen
Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau