Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Maka dari itu, diperlukan manajemen rsiko yang baik dalam pengadaan dan pengoperasian kereta bekas ini. PT KCI harus memastikan standar keandalan, kenyamanan, dan keamanan unit kereta bekas impor ini sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Di sisi lain, PT KCI telah menandatangani kesepakatan dengan PT INKA untuk mengadakan kereta api buatan dalam negeri, namun pengiriman kereta ini baru akan dilakukan pada tahun 2025-2026.
Sementara PT KCI merencanakan penggantian unit kereta yang akan dipensiunkan pada tahun 2023 ini, Maka dari itu, jika membeli unit kereta baru buatan PT INKA yang baru akan selesai tahun 2025 atau 2026, maka akan ada gap yang tentu akan menimbulkan risiko lain.
Terkait pengadaan kereta, hal penting yang perlu diperhatikan adalah soal manajemen risiko. Mengapa manajemen risiko penting?
Perlu diketahui, manajemen risiko merupakan ilmu yang menggabungkan konsep risiko dan keputusan untuk dikelola agar memberikan hasil yang diharapkan.
Di bidang transportasi Indonesia, manajemen risiko menjadi sangat penting karena dapat membantu mengurangi risiko kecelakaan dan kerugian finansial.
Manajemen risiko dapat membantu mengidentifikasi risiko, mengevaluasi dampaknya, dan mengambil tindakan pencegahan atau mitigasi yang tepat.
Dalam konteks pengadaan kereta baru buatan INKA dan kereta bekas dari Jepang, manajemen risiko harus dipertimbangkan. Pertimbangan itu meliputi risiko kualitas, risiko keterlambatan pengiriman, dan risiko biaya produksi yang lebih tinggi jika memilih kereta baru buatan INKA.
Meski begitu, memilih kereta baru buatan INKA memiliki beberapa keuntungan, seperti teknologi yang lebih mutakhir dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan PT KCI.
Sementara jika memilih mengimpor kereta bekas dari Jepang juga terdapat risiko seperti risiko kualitas dan keamanan. Akan tetapi, ada keuntungan jika memilih metode ini, yaitu biaya yang dikeluarkan jauh lebih rendah.
Maka dari itu, perlu memperhatikan beberapa faktor terkait pengadaan kereta, seperti biaya, kualitas, keberlanjutan operasi, dan dampak ekonomi.
Selain itu, perlu dilakukan analisis risiko yang cermat untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko-risiko yang terkait dengan faktor-faktor tersebut.
KCI menghadapi kebutuhan mendesak penggantian kereta pada tahun 2022 dan 2023. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan, yaitu:
Kereta tenaga surya, listrik bertenaga sel surya dan gas hidrogen dapat menjadi pilihan untuk penggantian kereta yang ramah lingkungan dan keberlanjutan operasi. Kereta yang menggunakan energi listrik bertenaga sel surya dan gas hidrogen diproduksi di India dan di Jerman.
Hal ini bisa jadi pertimbangan alternatif ke depan. Namun, pengadaan kereta baru buatan INKA dan/atau pengadaan kereta bekas dari Jepang juga dapat menjadi pilihan yang baik dengan manajemen risiko yang baik.