Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
H.I.M
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama H.I.M adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenal Iuran Kematian Umat Katolik untuk Membantu Biaya Pemakaman

Kompas.com - 21/06/2023, 16:04 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Artinya jika di dalam rumah tersebut hanya terdapat sumai dan istri, maka cukup membayar 60 ribu rupiah di awal dan 4 ribu rupiah di bulan-bulan berikutnya.

Dari iuran kematian ini, warga akan mendapat layanan gratis lahan pemakaman, peti mati, sewa ambulans, hingga prosesi upacara kematian.

Dengan berbagai keuntungan itu, saya penasaran bagaimana bila ada warga yang meninggal namun ia baru bergabung.

Jika hal ini terjadi, di sinilah letak fungsi iuran kematian tadi. Jumlah uang yang terkumpul dari iuran kematian bisa digunakan untuk membantu proses pemakaman warga tersebut.

Di samping itu, gereja di tempat saya tinggal juga memiliki lahan pemakaman sendiri sehingga tambah meringankan umat yang tengah berduka.

Selain itu ada juga umat yang berbaik hati mewakafkan tanah miliknya kepada gereja untuk digunakan sebagai area pemakaman. Tentunya hal ini sangat membantu gereja karena pihak gereja tak perlu membeli lahan untuk pemakaman karena harganya sangat mahal.

Sebagai informasi untuk harga lahan seluas 1 are saja bisa dihargai 150 hingga 300 juta rupiah. Harga tersebut berlaku untuk lahan yang letaknya bukan di lokasi yang merupakan akses utama warga.

Jika lahan tersebut terletak di akses utama tentu harganya akan bisa lebih tinggi lagi. Dan untuk membuat lahan pemakaman bagi umat gereja tentu tak cukup hanya 1 are saja, akan tetapi membutuhkan ratusan are hingga hektar.

Jadi bisa dibayangkan betapa mahalnya harga yang dibutuhkan untuk membeli lahan pemakaman.

Pihak gereja juga memberikan keringanan dan tetap memberikan pelayanan gratis proses pemakaman bagi warga yang tidak mampu secara finansial dan tidak bisa membayar iuran kematian, seperti para yatim piatu, janda, atau mereka yang memiliki kondisi tertentu.

Sebagai contoh, bila ada umat Katolik yang sedang merantau ke Bali tanpa ada keluarga yang menemani dan tinggal di sebuah tempat kos kecil serta tidak bisa membayar uang iuran rukun kematian, namun suatu ketika ia meninggal maka ia akan tetap mendapat pelayanan prosesi pemakaman dari gereja.

***

Maka dari itu bisa dikatakan bahwa iuran rukun kematian yang diterapkan oleh pihak gereja di tempat saya tinggal sangat membantu umatnya terkait biaya pemakaman yang kian hari kian mahal.

Kehadiran uang iuran kematian ini bertujuan untuk membantu keluarga yang tengah berduka agar tidak dipusingkan lagi dengan biaya pemakaman yang mahal. Prinsip uang iuran ini adalah dari umat untuk umat.

Apa yang gereja saya terapkan ini mungkin juga bisa diterapkan di daerah lain agar memudahkan warga setempat dalam membiayai pemakaman yang kian mahal.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Rukun Kematian, Ringan Biayanya Besar Manfaat bagi Umat Katholik"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Kata Netizen
Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau