Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Brader Yefta
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Brader Yefta adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Haruskah Orangtua "Sekolahkan" BPKB demi Biaya Pendidikan Anak?

Kompas.com - 30/06/2023, 18:17 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Di Indonesia, biaya pendidikan itu kian hari kian mahal. Salah satu penyebabnya mungkin adalah karena perangkat teknologi pendukung yang juga terus berkembang.

Zaman yang serba canggih, membuat sistem pendidikan juga mau tak mau mengikuti kemajuan tersebut. Siswa dituntun memiliki perangkat teknologi agar bisa mengakses materi pelajaran yang mayoritas diberikan guru secara online.

Kebutuhan akan perangkat seperti laptop, smartphone, serta kuota internet ikut berperan menambah tingginya biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh orangtua untuk anaknya.

Belum lagi, tingkat kesejahteraan guru yang sayangnya masih terbilang cukup rendah, khususnya guru yang masih berstatus honorer.

Faktor lain seperti naiknya harga BBM dan biaya hidup juga secara tak langsung memengaruhi nominal kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia.

Sebagai seorang kreditur yang bekerja di sebuah lembaga peminjaman uang, saya sering mendapat nasabah yang berprofesi seabgai guru honorer, baik guru SD, SMP, dan SMA yang penghasilannya dibayar setiap tiga bulan atau enam bulan sekali.

Mereka sering mengajukan pinjaman dana. Namun sayangnya pengajuan itu hanya bisa disetujui dengan syarat mereka memiliki usaha atau penghasilan lain yang dilampirkan dengan dokumen legal.

Ini baru soal kesejahteraan pendidik, belum lagi soal status sekolah yang dipilih demi kepentingan eksistensi dan gengsi.

Kehadiran sekolah swasta di suatu daerah membuat mereka berusaha bersaing agar tak kalah dengan sekolah-sekolah negeri.

Bahkan, banyak lulusan dari sekolah swasta, khususnya sekolah swasta favorit yang dianggap lebih bisa bersaing dan jauh lebih unggul daripada sekolah-sekolah negeri.

Dengan adanya hal ini maka akan menjadi wajar bila biaya pendidikan anak di sekolah swasta favorit akan jauh lebih mahal.

Padahal masalah mahal atau tidaknya itu bersifat relatif. Bagi kalangan orang yang mampu secara finansial akan menganggap biaya sekolah swasta favorit mahal, untuk sebagian lainnya akan menganggap sebaliknya.

Adanya preferensi dan gengsi sosial juga menjadi pilihan yang dipilih orangtua untuk memasukkan anaknya ke sekolah swasta.

Alasan ini pula yang diungkapkan oleh salah seorang nasabah di tempat saya bekerja.

Nasabah tersebut mengajukan peminjaman uang dengan menjaminkan BPKB kendaraan bermotornya dengan alasan uang yang dipinjam itu akan digunakan untuk biaya pendidikan anaknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com