Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Brader Yefta
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Brader Yefta adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

6 Cara agar Terhindar dari Credit Loss saat Beli Barang Kredit

Kompas.com - 07/08/2023, 10:32 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sejumlah LJK (Lembaga Jasa Keuangan) yang menyalurkan pembiayaan jenis ini, umumnya sulit menerima barang yang sudah dikredit oleh nasabah.

Mengapa begitu? Ada beberapa alasan mengapa pihak LJK sulit menerima pengembalian barang kredit yang termasuk ke dalam pembiayaan multiguna.

  • Sulit Dijual Kembali

Barang retur otomatis harganya akan jatuh atau turun. Padahal Perusahaan Pembiayaan (PP) sudah membayar ke merchant penyedia barang, PP akan merugi.

Alasan utama kenapa sulit menerima pengembalian barang kredit adalah harga jual barang retur pasti akan turun jauh. Padahal Perusahaan Pinjaman (PP) sudah membayar penuh ke pihak penjual barang.

Jika barang dikembalikan tentu saja pihak PP akan merugi. Lain halnya apabila PP melelang barang kredit yang ditarik atau disita, seperti motor, mobil, logam mulia, atau properti, besar kemungkinan pihak PP masih akan mendapatkan keuntungan.

  • Tidak Ada Gudang atau Tempat Penyimpanan

Pengembalian barang-barang kredit seperti kulkas, TV, sepeda listrik tentu membutuhkan ruang penyimpanan yang cukup, meski memang nilai pembiayaannya kecil.

Apalagi pihak PP harus melakukan penjagaan dan perawatan untuk barang-barang tadi selama disimpan di gudang.

  • Menghapus Kontrak Aktif Membutuhkan Proses yang Rumit

Mengubah proses di sistem pinjaman sangatlah rumit. Apabila dieskalasi ke atas pun tetap membutuhkan alasan darurat yang jelas.

Jadi tidak bisa hanya karena alasan jalanan di komplek perumahan yang ditinggali sang nasabah tidak rata, nasabah lantas ingin mengajukan pengembalian sepeda listrik yang dibelinya.

Namun akan beda halnya bisa kontrak tersebut dihapus oleh perusahaan pinjaman karena sang nasabah meninggal dunia atau ada masalah error dari sistem.

  • Menghindari Para Debitur Masuk ke Daftar Tolakan di SLIK

Bila nasabah mengembalikan barang kredit, otomatis sistem akan membaca bahwa nasabah tersebut pernah bermasalah dengan PP.

Di kemudian hari andai mengajukan kredit di PP yang lain (karena besar kemungkinan akan di rijek di PP yang sama) akan berpengaruh terhadap persetujuan kredit.

PP penyalur pembiayaan biasanya sudah mem-back up dengan beraneka asuransi yang dapat digunakan debitur manakala terjadi ketidaksempurnaan fungsi barang. Gratis dan bisa diklaim.

Pembiayaan PH (Pokok Hutang) Kecil Barang Elektronik atau Furnitur Ibarat Camilan Rasa Cabai Rawit

Sehubungan dengan tren kebutuhan nasabah yang beragam, PP juga harus menyediakan pembiayaan semacam ini demi mengakomodasi keinginan nasabah.

Dengan demikian barang-barang elektronik, seperti lemari es, sofa, TV LED, sepeda listrik, mesin cuci, alat musik, peralatan masak, dan yang lainnya, biarpun kecil ada profitnya.

Andai jumlah nasabah meningkat, hal itu berarti bentuk penambah laba bagi PP atau penyeimbang bila produk pembiayaan utama kurang tercapai.

Adapun keuntungan dari menyalurkan pembiayaan jenis ini adalah untuk menanamkan image di benak nasabah alias debitur bahwa semua keperluan bisa kredit di satu PP.

Jadi, pembiayaan PH kecil ini layaknya camilan dengan varian rasa cabai rawit yang dapat membuat orang yang mengonsumsinya “ketagihan” akan sensasi pedas yang ditawarkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com