Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yana Haudy
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yana Haudy adalah seorang yang berprofesi sebagai Full Time Blogger. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Hasil Studi: Kelas Warna-warni Ganggu Konsentrasi Siswa dalam Belajar

Kompas.com - 24/08/2023, 17:58 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Rasanya sudah begitu lazim ketika memasuki tahun ajaran baru banyak sekolah yang mengganti suasana kelasnya dengan warna cat serta dekorasi yang baru.

Dibandingkan zaman ketika tahun 90-an, dekorasi di tiap kelas paling hanya ada foto presiden dan wakilnya, burung garuda, dan juga foto-foto pahlawan nasional. Sementara itu, dekorasi kelas di era sekarang ini sangat bervariasi dan begitu kreatif.

Banyak sekolah yang mendekorasi kelasnya begitu cantik berdasarkan tema tertentu dengan warna dan gambar yang menarik. Dekorasi semacam ini biasanya kerap ditemukan di sekolah dasar dan para orangtua murid ikut terlibat membantu mendekorasi kelas tersebut.

Keikutsertaan orangtua murid dalam mendekor kelas ini diatur dalam Permendikbud Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.

Akan tetapi, seberapa butuh anak sekolah memiliki dekorasi kelas yang beraneka warna serta gambar? Apa benar ada hubungannya dekorasi kelas yang meriah dengan semangat belajar anak?

Sebagai gambaran, di sekolah anak saya belajar, dekorasi di kelasnya selalu diganti setiap tahun dan disesuaikan dengan tema sekolah. Akan tetapi, perihal mendekor ulang kelas ini sebenarnya ditentukan berdasarkan keputusan bersama antara orangtua dan pihak sekolah.

Apakah dari kedua belah pihak ingin mendekor ulang suasana kelas atau tidak. Jika ingin mendekor ulang, silakan, jika tidak ingin dan memilih untuk menggunakan tema dan dekorasi yang sudah ada pun juga tak masalah.

Hanya saja memang jika para orangtua sepakat untuk tidak mendekor ulang kelas, pasti kelas itu akan terlihat beda sendiri dibandingkan kelas lain yang didekorasi ulang dengan suasana baru.

Bahkan, tak jarang ada juga kelompok orangtua yang begitu sungguh-sungguh mendekor ulang kelas anaknya dengan menyewa jasa pelukis profesional yang biayanya bisa mencapai jutaan rupiah. Mungkin sampai di sini Anda akan bertanya-tanya, dananya dari mana?

Soal biaya yang digunakan untuk mendekor ulang kelas itu tentu dikenakan dan ditanggung oleh orangtua yang biasanya dikumpulkan melalui sebuah paguyuban para orangtua murid di tiap sekolah.

Pelibatan jasa pelukis ini sebenarnya tidak begitu disenangi oleh pihak sekolah. Pasalnya, dalam penyelenggaraan pendidikan, termasuk di dalamnya menata dan mendekorasi kelas, adalah orangtua para peserta didik, bukan tenaga profesional dari luar, termasuk pelukis.

Dekorasi Kelas Penuh Warna Membuat Anak Lebih Fokus Belajar?

Dekorasi kelas dengan beragam warna, gambar hewan, angka, dan huruf biasanya ditemukan pada kelas-kelas di TK. Selain itu juga kerap ditemukan hiasan-hiasan dari kain flanel atau kertas origami warna-warni yang terdapat di jendela-jendela kelas.

Mengapa begitu? Sebab, anak-anak di usia TK membutuhkan stimulasi untuk mengenal warna, huruf, gambar, dan angka. Meski begitu studi yang dilakukan oleh Anna V. Fisher, Karrie E. Godwin and Howard Seltman dari Carnegie Mellon University mengungkap jika dekorasi kelas yang berlebihan justru membuat perhatian anak mudah teralihkan.

Hasil studi yang dilakukan Anna V. Fisher, Karrie E. Godwin and Howard Seltma dimuat dalam jurnal Psychological Science itu mendapati bahwa anak TK yang kelasnya didekorasi berlebihan sangat susah fokus dan sulit memperhatikan ketika guru bicara.

Justru dengan banyaknya ragam dekorasi kelas, mereka juga cenderung mengerjakan sesuatu di luar aktivitas yang diberikan guru dan senang mengajak ngobrol atau mengganggu temannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com