Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Kehidupan warga di kota-kota besar semakin banyak ditopang oleh IoT, sementara pijakan dasar bagi segala perangkat elektronik, termasuk koneksi internet, tentunya adalah energi listrik.
Bahkan di sektor transportasi yang sekarang mulai perlahan beralih dari bahan bakar konvensional yang berasal dari minyak dan gas bumi ke energi listrik.
Maka dari itu penyediaan energi listrik untuk segala sektor demi mewujudkan bumi bersih dari emisi karbon (net-zero carbon) yang berasal dari sumber terbarukan perlu ditingkatkan.
Kebutuhan untuk menumbuhkan produksi dan penggunaan EBT tentu membutuhkan biaya yang tak sedikit. Maka dari itu investor sangat dibutuhkan.
Pada konteks kota-kota besar di Indonesia, kebutuhan investasi terkait EBT ada pada pembangkit listrik, produksi dan distribusi kendaraan listrik, bisnis-bisnis yang menyertainya, dan varian EBT lainnya.
Beberapa pembangkit listrik yang bisa dikembangkan dan sesuai dengan kondisi kota-kota besar, antara lain seperti tenaga matahari, air, dan bioenergi.
Penggunaannya juga bisa dimulai dari skala kebutuhan gedung, industri, atau perumahan secara parsial sebelum pemerintah mampu menyediakan secara keseluruhan.
Kehadiran industri kendaraan listrik tentu membuka jalan bagi banyak bisnis lain, seperti perakitan, stasiun pengisian baterai, suku cadang, pemeliharaan, baterai daur ulang, dan lain sebagainya.
Pasar untuk sel-sel baterai kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh lebih dari 20 persen per tahun hingga 2030, yang mencapai setidaknya $360 miliar secara global. Ini semua menjadi peluang bisnis yang besar di masa depan.
Tak hanya terbatas pada satu jenis EBT saja, pengembangan varian EBT lainnya juga masih terbuka lebar. Salah satu contoh yang sudah dikembangkan saat ini adalah teknologi hydropower.
Hydropower merupakan teknologi yang memungkinkan produksi energi listrik dari energi kinetik air. Penggunaan hydropower pada kendaraan bisa mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca yang merugikan lingkungan.
Contoh lainnya adalah briket arang yang mulai populer digunakan di luar negeri dan di Pulau Jawa. Briket arang menyediakan alternatif penghasil panas selain manfaat karbon aktifnya yang lain.
Berbagai kebijakan terkait peningkatan dan pemanfaatan EBT yang dibuat oleh pemerintah pusat juga perlu didukung oleh pemerintah daerah.
Maka dari itu pemerintah harus melaksanakan program-program percepatan pengembangan EBT. Berbagai program itu bisa berupa riset, promosi investasi, dan kemitraan usaha.
Terkait hal ini regulasi adalah poin yang begitu penting. Peraturan daerah serta peraturan wali kota adalah instrumen dasar untuk mengatur mekanisme dan insentif seputar EBT.