Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di hari-hari terakhir ini, ketika kita mendengar radio-radio mulai tumbang, kita menjadi saksi perkembangan teknologi informasi dan digitalisme yang memaksa mereka gulung tikar akhirnya. Mengikuti koran cetak di tengah internet, media daring, atau gurita blog.
Beberapa dari mereka beradaptasi dengan itu, beberapa lagi mungkin tidak memiliki cukup resource untuk tetap bisa bertahan.
Sedang kita para pendengar seperti melihat pemain pujaan di sebuah klub sepak bola. Dia pernah begitu hebat di sebuah masa lalu karena segalanya dikendalikan prinsip industrial, dia akhirnya menemukan senja kalanya juga.
Kita bersedih tapi kita sudah tahu ini akan terjadi. Kita hanya bisa menyimpan kenangannya rapat dan rapi.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bagaimanakah Radio Tumbuh di Kenangan Abege 90-an?"