Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
"Mba, boleh gantian dulu?" akhirnya saya memberanikan diri bertanya.
Wanita tersebut pun menyingkir agar saya bisa maju. Sekali menatap kamera, saya langsung lolos dan setengah berlari menuju eskalator, khawatir ketinggalan kereta.
Di beberapa gedung perkantoran di Jakarta, face recognition adalah hal yang biasa. Dengan adanya face recognition, akses masuk menjadi lebih cepat.
Saya sangat mendukung penggunaan face recognition digunakan dalam layanan masyarakat, terkhusus pada layanan kereta api. Segala sesuatunya jadi cepat dan tentunya mengurangi antrian.
Lantas, bagaimana dengan penumpang yang masih menolak menggunakan face recognition?
Jika khawatir akan terganggunya privasi, saya rasa pemerintah melalui petugas terkait perlu mengedukasi masyarakat mengenai dampak implementasi teknologi dan perlindungan data pribadi, bagaimana hak dan kewajiban masyarakat, dan tentu saja pemerintah harus menjamin keamanan data pribadi masyarakat.
Saya percaya, KAI tidak akan semerta-merta menyebarkan informasi penumpang. Jika itu terjadi, perlu dipertanyakan masalah penerapan undang-undang perlindungan data pribadi.
Dan saya rasa rakyat berhak menuntut jika data pribadinya disebarkan dengan sembarangan dan tidak bertanggung jawab.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Lebih Cepat dengan Face Recognition"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.