Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ire Rosana Ullail
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Ire Rosana Ullail adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Sulitnya Penanganan Kasus KDRT di Indonesia

Kompas.com - 19/12/2023, 13:22 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Penyebab traumatic bonding dapat bervariasi, tetapi kesadaran akan kondisi ini merupakan langkah awal untuk memutusnya.

Seseoramg yang mengalami traumatic bonding akan memiliki ciri-ciri khusus yang akan ditandai dengan beberapa hal berikut.

  • Pertama, membenarkan dan terus membela perilaku pelaku.
  • Kedua, terus memikirkan pelaku meskipun disakiti.
  • Ketiga, tetap ingin membantu pelaku.
  • Keempat, enggan keluar dari situasi yang sedang dialami dan tetap memilih bertahan meski kondisinya sangat buruk,
  • Kelima, mencoba menutupi kesalahan pelaku dengan cara tidak menceritakan hal-hal yang dialaminya kepada orang-orang terdekat.
  • Keenam, tidak mengungkapkan perasaan sebenarnya kepada pasangan seolah tidak bisa menjadi diri sendiri.

Dari enam ciri tersebut maka bisa diindikasikan bahwa Dr. Qory, Lesty, dan Badru di film "Darlings" mengalami traumatic bonding.

Meski Badru akhirnya berhasil melepaskan diri dari siklus ini, Dr. Qory dan Lesty tampaknya masih terjebak dalam pola yang sulit dihentikan.

Lantas, bagaimana seseorang bisa terbebas dari traumatic bonding?

Beberapa literatur menekankan pentingnya menyadari apa yang terjadi pada diri sendiri sebagai langkah awal. Korban perlu mengenali bahwa mereka sedang mengalami KDRT.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemenpppa) mengonfirmasi bahwa KDRT memiliki fase-fase tertentu, termasuk fase kekerasan yang berulang dan siklus rekonsiliasi.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk keluar dari traumatic bonding meliputi tidak menyalahkan diri sendiri, memutuskan hubungan atau kontak dengan pelaku, menciptakan jarak aman dengan tinggal sementara di tempat lain, dan mengonsultasikan diri dengan ahli, seperti psikolog atau psikiater.

Yang Perlu Dilakukan Jika Menjadi Korban KDRT

Melalui Siaran Pers Nomor B- 439/ SETMEN/HM.02.04/11/2023, KemenPPPA menyatakan bahwa kasus Dr. Qory sebagai alarm masyarakat bahwa KDRT bukan aib sehingga harus berani melapor.

Katika kita mengetahui atau mengalami sendiri kekerasan dalam rumah tangga, kita bisa melakukan beberapa hal berikut ini.

  • Apabila mengalami KDRT, khususnya jika bentuknya kekerasan fisik, maka korban harus segera lapor ke pihak kepolisian. Setelah membuat laporan, korban akan diarahkan untuk melakukan visum et repertum yang dilakukan oleh pihak yang berkompeten. Di Indonesia, hasil visum dapat dikategorikan sebagai alat bukti surat yang diajukan ke pengadilan dalam proses pembuktian.
  • Apabila laporan dilakukan ke POLRES setempat akan dirujuk ke bagian unit Perempuan dan Anak.
  • Korban akan dimintai keterangannya sebagai saksi. Jika ada, sertakan juga bukti-bukti untuk memperkuat laporan.
  • Bila polisi merasa sudah ada minimal 2 alat bukti maka pihak terlapor dapat ditingkatkan statusnya menjadi tersangka.
  • Catat siapa penyidik yang menangani kasus tersebut untuk mempermudah korban mengikuti perkembangan penanganan kasus.

Dengan adanya keterbukaan informasi dan banyaknya lembaga yang mengulurkan tangan, diharapkan para korban KDRT bisa mendapat perlindungan serta keadilan yang layak.

Di samping itu, semoga hal ini juga dapat mengurangi jumlah kasus KDRT yang terjadi di Indonesia.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Baik di Film Maupun Kisah Nyata, Kasus KDRT Tak Kunjung Sirna"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau