Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Lalu, apa perbedaan sebutan co-author dan co-writer? Co-author selain berperan untuk menulis, ia juga berperan pada pengembangan substansial sebuah karya, seperti pengembangan gagasan, kerangka penulisan, dan pencarian sumber-sumber penulisan yang relevan. Ia terlibat aktif dalam konten dan penyajian.
Co-writer lebih berfokus pada proses mekanis penulisan itu sendiri. Ia membantu menyusun kata-kata, mengorganisasikan ide, dan memperhalus bahasa untuk memastikan karya tersebut jelas, mengalir dengan baik, dan menarik.
Co-writer mungkin tidak terlibat secara mendalam dalam pengembangan konten atau ide utama seperti halnya yang dilakoni oleh Charles Burck.
Berbeda dengan co-author/co-writer yang namanya turut dicantumkan sebagai penulis kedua dan seterusnya, penulis bayangan (ghostwriter) tidak.
Penulis bayangan bekerja secara samar untuk membantu seseorang mengembangkan ide utama dan menuliskannya. Ia telah membuat kesepakatan-kesepakatan tertentu tentang karya tulis.
Jika ada yang mengkhawatirkan soal etika penulisan, penulis bayangan sejatinya bekerja berdasarkan kode etik penulisan.
Hanya saja "membayangi" seseorang untuk menuliskan buah pemikiran dan pengalamannya dalam bentuk-bentuk seperti ini: memoar, biografi, autobiografi, dan buku secara umum yang tidak terkait langsung dengan karya tulis ilmiah sebagai syarat kelulusan atau memperoleh angka kredit.
Jadi, singkatnya jika ia membantu penulisan skripsi, tesis, disertasi, dan artikel ilmiah untuk jurnal, namanya jelas bukan penulis bayangan. Ia lebih tepat disebut sebagai calo tulisan.
Tidak semua ghostwriter benar-benar disamarkan atau tidak diketahui dalam konteks kini. Penulis autobiografi Spare karya Pangeran Harry diketahui oleh publik.
Ia adalah J.R. Moehringer, seorang penulis dan jurnalis pemenang Pulitzer. Moehringer dikenal sebagai seorang ghostwriter yang telah menulis autobiografi untuk beberapa tokoh terkenal. Ketika menulis Spare, ia dibayar $1 juta. Wow!
Lakon yang satu ini boleh disebut penulis yang bekerja untuk penulis. Ia seorang profesional yang bertanggung jawab mempromosikan sosok penulis dan karya-karya mereka, baik itu buku, artikel, atau proyek penulisan lainnya.
Ia bekerja untuk meningkatkan visibilitas dan reputasi penulis serta membantu memperluas jangkauan publikasi melalui media dan platform yang relevan.
Lingkup kerja publisis memang bertalian dengan kehumasan. Biasanya penulis pesohor yang memerlukan jasa mereka untuk mengurusi konten media sosial, hubungan dengan media, krisis komunikasi (apabila terjadi), merancang event peluncuran buku atau diskusi buku, serta merancang konten promosi. Publisis tidak terlibat secara langsung dalam penulisan buku.
Ia boleh dibilang kini sebagai buzzer-nya para penulis. Kompetensi komunikasi, khususnya kehumasan, sangat penting dimiliki oleh publisis.
Jika tiga lakon yang awal merupakan lakon individual, lakon yang satu ini merupakan lakon yang sudah merupakan organisasi bisnis.
Penerbit mandiri adalah penerbit yang didirikan oleh seorang menulis untuk menerbitkan karyanya sendiri. Artinya, penulis yang langsung menulis naskah (pengadaan naskah), mengelola editorial, menerbitkan, dan memasarkannya.
Memang ia tidak harus mengerjakan semuanya sendiri karena mungkin untuk urusan mendesain buku dan memasarkan buku, ia memerlukan sentuhan profesional lain. Namun, dipastikan bahwa usaha itu miliknya sendiri.
Jadi, berbeda antara self-publisher dan vanity publisher. Di Indonesia seorang penulis sering menyebut dirinya self-publisher atau melakukan self-publishing, tetapi ternyata penerbitnya bukan milik dia. Ia rupanya menggunakan jasa vanity publisher (penerbit berbayar) untuk mengerjakan bukunya.
Penerbit mandiri kini difasilitasi oleh pemerintah melalui OSS (online submission system) untuk mendapatkan nomor induk berusaha (NIB) sebagai penerbit berbadan usaha/hukum. Penerbit boleh membentuk badan usaha perseorangan atau PT perseorangan.