Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Fokus pada Kebutuhan, Bukan Keinginan
Satu kesalahan yang sering dilakukan adalah mengambil kredit bukan untuk kebutuhan mendesak, melainkan untuk keinginan sesaat.
Misalnya, banyak orang tergoda membeli barang-barang elektronik terbaru atau fashion mahal hanya karena adanya diskon atau cicilan 0%. Padahal, produk-produk tersebut mungkin bukan kebutuhan yang sebenarnya.
Sebelum mengambil kredit, penting untuk menanyakan pada diri sendiri apakah barang atau layanan yang ingin kita beli benar-benar diperlukan saat ini.
Contohnya, kredit rumah atau pendidikan jelas termasuk kebutuhan karena merupakan investasi jangka panjang.
Namun, membeli ponsel baru hanya karena ada promo, sementara ponsel lama masih berfungsi baik, jelas termasuk keinginan yang tidak mendesak.
Cek Ulang Suku Bunga dan Biaya Tambahan
Promo cicilan 0% sering kali tampak seperti kesempatan emas yang sayang untuk dilewatkan.
Namun, kita harus waspada, karena di balik promo tersebut mungkin ada biaya tambahan yang tersembunyi seperti biaya administrasi atau bunga yang berlaku setelah masa promo berakhir.
Suku bunga adalah salah satu faktor utama yang harus diperhatikan saat mengambil kredit.
Meski tampak kecil, bunga yang berlaku dalam jangka panjang bisa membuat total utang kita jauh lebih besar dari harga barang yang dibeli.
Selain itu, ada biaya-biaya lain yang sering kali tidak dijelaskan secara rinci di awal, seperti biaya keterlambatan atau denda.
Sebagai ilustrasi, Anda tergoda dengan promo cicilan 0% untuk membeli laptop baru seharga Rp15 juta. Setelah beberapa bulan, Anda terkejut dengan tagihan tambahan.
Ternyata, ada biaya administrasi bulanan yang tidak dijelaskan sebelumnya, ditambah denda keterlambatan jika Anda terlambat membayar satu kali saja. Hal ini membuat total pembayaran Anda jauh lebih besar dari yang dibayangkan.
Prioritaskan Pelunasan Utang dengan Bunga Tinggi