Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Masykur Mahmud
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Masykur Mahmud adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mengenang Kembali Tsunami Aceh 20 Tahun Lalu

Kompas.com - 30/12/2024, 21:10 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Hari itu, Minggu, 26 Desember selalu dikenang oleh masyarakat Aceh. Tepat 20 tahun yang lalu, Aceh berduka.

Gelombang tsunami menghancurkan sebagian besar kota banda Aceh dan beberapa kawasan pesisir laut Aceh.

Pada minggu pagi, cuaca yang cerah disambut oleh gempa kuat. Saat itu saya sedang berada di rumah hendak berpiknik ke laut. Toko-toko bangunan bergoyang seperti sebilah besi yang lentur.

Beberapa saat kemudian dinding pagar sebuah rumah rubuh. Semua masih terlihat baik-baik saja. Terdengar suara dentuman keras dari arah laut. Kejadian tsunami terjadi begitu cepat.

"Lariiiii, air laut naikkk"

Suara teriakan dari arah jalan mulai bergema. Kendaraan memadati jalanan. Sepeda motor dan mobil saling mendahului. Semua masih belum bisa membayangkan makna teriakan air laut naik. 

Seorang teman tiba-tiba muncul sambil berlari. "Cepat, air laut naik," sambil menarik nafas kuat-kuat dan menghembuskannya. Saya lantas bertanya heran, "ada apa"?

Setelah menjelaskan apa yang dilihatnya, saya dan keluarga bergegas menaiki mobil. Tujuan kami hanya satu, menuju tempat yang lebih tinggi secepat mungkin. 

Gempa yang kuat membuat air laut tertarik ke dalam beberapa saat. Laut kering seketika dan ikan-ikan berlompatan. Sebuah pertanda bencana segera tiba.

Menurut beberapa saksi, gelombang tsunami berdiri tegak puluhan meter berwarna gelap. Siap menghantam siapa saja, tidak perduli sedang lari atau tertidur. 

Kami terjebak di tengah laju kendaraan. Suara klakson terdengar saling bergantian. Semua panik dan ingin mencari jalan keluar. Beruntung ada yang mau mengalah dan tumpukan kendaraan kembali bergerak.

Melewati simpang tugu Lambaro, perbatasan kota Banda Aceh dan Aceh Besar, kami menemui lebih banyak kendaraan.

Sebagian terlihat cemas seakan sesuatu mengerikan baru saja terjadi. Saya belum bisa membayangkan makna kata tsunami ketika itu.

30 menit kemudian saya dan keluarga tiba di rumah nenek. Semua masih bertanya-tanya sambil menerka bencana apa yang sedang melanda Aceh. Sore hari kami memutuskan untuk kembali ke kota.

Di tugu Lambaro, mayat-mayat tersusun berjejer. Sebagian tertutupi kain. Sesampainya kami di rumah, aliran listrik padam total. Saya dan beberapa anggota keluarga menaiki motor menuju area laut.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Mencecap Masa Lalu lewat Es Krim di Kedai Jadul
Kata Netizen
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kini CFD Cibinong Tanpa Penjual Jajanan, Ada yang Berbeda?
Kata Netizen
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Jalan-jalan ke Pasar Buku Legendaris Kwitang, Jakarta
Kata Netizen
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Dunia Global Mesti Waspada Ancaman Penyakit Flu Burung
Kata Netizen
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Melihat Sekolah di Korea Selatan Mengurangi Sampah Makanan
Kata Netizen
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Mencari Batas antara Teguran dan Kekerasan di Sekolah
Kata Netizen
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Cara Petani Desa Talagasari Memaksimalkan Lahan
Kata Netizen
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Sikap Guru pada Murid yang Sering Disalahartikan
Kata Netizen
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Adakah Cara biar Adil Memberi Nafkah ke Orangtua?
Kata Netizen
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Peran Komunitas Jaga Pariwisata di Pulau Merak Besar
Kata Netizen
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
ASN Dipindah Tugaskan, Bagaimana Kondisi Sosial dan Psikologisnya?
Kata Netizen
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Sudah Tidak Mau Pelihara, Kok Malah Hewannya Dibuang?
Kata Netizen
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Ragam Makanan Aceh Besar, Mana Jadi Favoritmu?
Kata Netizen
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Sudah Siapkah Menerima Bapak Rumah Tangga di Sekitar Kita?
Kata Netizen
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Akan Tiba Satu Masa, Anak Enggan Diajak Pergi
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau