Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Mitos yang beredar di masyarakat seperti vasektomi menyebabkan laki-laki kehilangan kejantanannya yang berdampak pada kehidupan sexualnya, adalah hal yang tidak benar.
Nyatanya, produksi hormon testoteron dan kemampuan sexual laki-laki tidak terpengaruh.
Mitos lainnya seperti vasektomi adalah kastrasi (atau kebiri) adalah salah besar, toh tidak sampai mengangkat testis.
Demikian halnya dengan adanya anggapan bahwa vasektomi dapat menyebabkan kanker prostat, belum dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah.
Minimnya edukasi serta miskonsepsi tentang vasektomi menyebabkan ketakutan atau keraguan terhadap penggunaan kontrasepsi jenis ini. Juga kembali kepada peran perempuan dalam pengambilan keputusan.
Bagi keluarga yang memegang prinsip bahwa laki-laki adalah sebagai pemimpin dan pengambil keputusan, tentu ini menjadi problema tersendiri.
Edukasi tentang kontrasepsi apapun termasuk vasektomi, menjadi sangat krusial, tak lain agar dapat membuat keputusan yang bijak dalam pemilihan kontrasepsi, tidak hanya bagi perempuan, tapi juga bagi laki-laki.
Edukasi berupa informasi jenis kontrasepsi, cara kerja, risiko dan manfaatnya, serta pentingnya penggunaan yang benar untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual.
Edukasi yang tepat dapat mengurangi stigma dan juga informasi yang keliru di masyarakat, sehingga masyarakat lebih terbuka dan memahami bahwa kontrasepsi adalah bagian penting dari perencanaan keluarga sehat.
Vasektomi dan Kesehatan Mental Perempuan
Memilih vasektomi sebagai metode kontrasepsi pada pria dapat membawa manfaat bagi perempuan.
Vasektomi dapat mengurangi beban perempuan dari penggunaan kontrasepsi yang mempengaruhi hormon dan dapat memberi efek negatif seperti perubahan mood atau kenaikan berat badan, seperti pil KB, IUD, KB suntik.
Vasektomi dapat menurunkan risiko kehamilan hingga 99%, sehingga diharapkan metode ini dapat menekan angka kehamilan yang tidak direncanakan.
Risiko kesehatan akan muncul terutama pada perempuan yang secara fisik maupun mental belum siap untuk hamil.
Dibandingkan dengan tubektomi (sterilisasi pada perempuan), vasektomi adalah pilihan yang lebih aman bagi perempuan yang memutuskan untuk tidak ingin memiliki anak lagi. Tubektomi membutuhkan prosedur operasi yang lebih komplit dan risiko yang tinggi.