Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Widi Kurniawan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Widi Kurniawan adalah seorang yang berprofesi sebagai Human Resources. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kompas.com - 05/11/2024, 20:19 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Ya, pada akhirnya kembali ke masing-masing orang. Jika menganggap jalan kaki ribuan langkah memiliki manfaat positif, maka tak ada kata "lelah" yang bakal terucap. 

Bagi saya pribadi, perpaduan transportasi publik dengan jalan kaki memberikan banyak keuntungan. Pertama murah dan hemat pengeluaran untuk ongkos pulang pergi kerja.

Kedua, tubuh saya terasa lebih fit dan terjaga karena terbiasa jalan kaki lebih dari 5000 langkah per hari. 

Bahkan secara total mungkin saya bisa mencapai 10 ribu langkah per hari, jika hari itu ditambah aktivitas seperti mencari tempat makan siang agak jauh atau pergi ke mal usai pulang kerja. 

Maka ketika momen ketemu teman lama atau sanak saudara yang jarang ketemu, seringkali mereka basa-basi mengatakan bahwa badan saya dari dulu gitu-gitu aja, nggak tambah kurus dan tidak pula bertambah gemuk. 

"Kan naik kereta tiap hari," itulah jawaban saya, dan mereka langsung paham. 

Terus terang, saya memang jarang menyempatkan waktu khusus untuk berolahraga. Tapi, setiap hari mengemas ribuan langkah membuat saya merasa tetap sehat dan bugar.

Jadi sebenarnya, saya dipaksa oleh keadaan. Karena sebenarnya butuhnya transportasi murah meriah dan cepat, eh ternyata dapat bonus tubuh bugar gara-gara mau tidak mau harus jalan kaki ribuan langkah untuk berpindah moda.

Memang, kondisi seperti ini barangkali lebih mungkin terjadi di wilayah seperti Jabodetabek, dan dilakukan oleh pekerja harian pengguna transportasi publik.

Namun, bukan berarti di daerah lain tidak bisa. Anak-anak sekolah dan guru pun bisa melakukannya ketika menggunakan transportasi umum, seperti angkot ke sekolah.

Dulu sewaktu sekolah pun saya melakukannya. Jalan kaki dari rumah ke pinggir jalan besar untuk menunggu angkot cukup membuat kaki bergerak. 

Pulang sekolah justru makin jauh lagi jalan kakinya karena angkot tidak boleh mengambil penumpang di depan sekolah. Apalagi kalau hendak mampir dulu ke rumah teman atau ke mana. Dulu kami terbiasa berjalan kaki karena belum ada ojek online yang memanjakan kaki.

Idealnya memang, negara ini harus terus mengembangkan sistem transportasi publik, seiring dengan pembangunan jalur pedestrian yang nyaman bagi pejalan kaki.

Budaya jalan kaki dan kesehatan masyarakat setidaknya bakal ikut meningkat ketika kita makin terbiasa menggunakan transportasi publik.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Bonus Ribuan Langkah Kaki dari Menggunakan Transportasi Publik"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Jadikan Sekolah sebagai Penjaga Bahasa Daerah

Kata Netizen
Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Merasa Kesepian dalam Rumah Tangga, Bisakah Terjadi?

Kata Netizen
Revitalisasi Pasar Tradisional, Adakah Dampaknya dengan Masa Depan?

Revitalisasi Pasar Tradisional, Adakah Dampaknya dengan Masa Depan?

Kata Netizen
Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Frugal Living sampai Ekstrem, Adakah yang Dirugikan?

Kata Netizen
Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Sumpah Pemuda dan Kesadaran Berbahasa Indonesia

Kata Netizen
Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Bagaimana Antisipasi Penularan Wabah Penyakit Sapi Ngorok?

Kata Netizen
Ini Alasan Kompos Disebut sebagai 'Emas Hitam'

Ini Alasan Kompos Disebut sebagai "Emas Hitam"

Kata Netizen
Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kenali Motif Penipuan di Industri Jasa Keuangan

Kata Netizen
Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kapan Memulai Chemistry dengan Calon Mertua?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau