Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulius Roma Patandean
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yulius Roma Patandean adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Adakah Cara agar Melangsungkan Pernikahan Tanpa Utang?

Kompas.com - 30/11/2024, 19:56 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Kondisi kedua, meminjam ke sesama teman. Untuk kondisi ini, rentan memecah hubungan persahabatan. Meminjamkan uang ternyata meminta pengembalian uang dalam tempo tak lama setelah resepsi. Ya, mereka juga butuh dana untuk membiayai kebutuhan mereka. 

Hmmm... Sebuah acara pernikahan, logisnya ada pendapatan bagi kedua mempelai dan keluarga lewat bingkisan pernikahan dari para undangan berupa amplop atau transferan uang (wedding gift). Ini lumrah ya.

Maksud dari ratusan hingga ribuan undangan pernikahan uang dibagi tentunya berharpaereka yang datang tak hanya membawa doa restu tetapi ada nilai tambahnya. 

Jika jumlah undangan yang hadir tak sesuai dengan alokasi biaya yang telah dikeluarkan untuk sewa gedung, belanja menu makan dan segala tetek-bengek pernikahan, maka ujung-ujungnya akan timbul utang pernikahan

Paling utama adalah sah dan resminya pernikahan menurut adat, agama dan negara. Mau mewah atau sederhana, pada hakekatnya, pernikahan resmi tak lepas dari tiga aspek itu.

Sehingga, perlu ada pertimbangan logis bagi calon mempelai dan keluarga kedua belah pihak terkait konsep acara pernikahannya. 

Sangat penting untuk berpedoman pada kekuatan sumber dana. Paling baik jika dana pernikahan memang ada. Tak perlu memaksakan meminjam ke bank atau kerabat. 

Jika memang dirasakan bahwa dana yang ada terbatas, mengapa tidak pernikahannya sederhana saja.

Misalnya, bagi pasangan Kristen, cukup pemberkatan nikah dan pencatatan sipil di gereja, setelah itu dilanjutkan dengan resepsi sederhana dengan warga jemaat. Pelaminannya simpel saja dalam gereja. 

Kalaupun pasangan muda ingin mencontoh model pernikahan ala K-Drama dan film barat yang minimalis pernikahan di gereja atau pinggir pantai dengan undangan kerabat terdekat saja beberapa puluh orang, ya bisa dicoba.

Intinya kan, pernikahan resmi dan resepsinya disesuaikan dengan kemampuan finansial. 

Bijak berpikir, sepakat dan memiliki chemistry yang sama antara kedua insan yang akan duduk di pelaminan.

Sebaiknya pula, tak perlu banyak mendengarkan masukan dari luar. Karena, bagaimanapun juga orang banyak menginginkan pesta pernikahan meriah. 

Prestise sesaat foto dan video mewah di media sosial tak akan mampu menutupi beban utang kala memaksakan pernikahan mewah. Baiknya, sederhana dan sekali lagi, sesuaikan konsep acara pernikahan dengan kondisi finansial. 

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Strategi Menjalani Pernikahan Bebas Utang"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cara Gen Z Menentukan Karier, Passion atau Gaji?

Cara Gen Z Menentukan Karier, Passion atau Gaji?

Kata Netizen
Anak Mental Strawberry Generation, Apakah Karena Terlalu Dimanjakan?

Anak Mental Strawberry Generation, Apakah Karena Terlalu Dimanjakan?

Kata Netizen
Adakah Cara agar Melangsungkan Pernikahan Tanpa Utang?

Adakah Cara agar Melangsungkan Pernikahan Tanpa Utang?

Kata Netizen
Apa Jadinya Jika Kantin Sekolah Dikenakan Pajak Retribusi?

Apa Jadinya Jika Kantin Sekolah Dikenakan Pajak Retribusi?

Kata Netizen
Apakah 'Job Fair' Masih Jadi Pilihan Cari Kerja?

Apakah "Job Fair" Masih Jadi Pilihan Cari Kerja?

Kata Netizen
Membedakan Respon Patuhnya Anak, Sayang atau Takut?

Membedakan Respon Patuhnya Anak, Sayang atau Takut?

Kata Netizen
Talenan Plastik, Talenan Kayu, dan Keamanan Pangan

Talenan Plastik, Talenan Kayu, dan Keamanan Pangan

Kata Netizen
Apa Beda antara Kategori Buku dan Genre Buku?

Apa Beda antara Kategori Buku dan Genre Buku?

Kata Netizen
Sekolah Menghadapi Sampah Makan Siang Gratis

Sekolah Menghadapi Sampah Makan Siang Gratis

Kata Netizen
Pertumbuhan Ekonomi, PPN 12 Persen, dan Frugal Living

Pertumbuhan Ekonomi, PPN 12 Persen, dan Frugal Living

Kata Netizen
Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau