Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dina Amalia
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Dina Amalia adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Mendapat "Buku Emas" dari Pasar Buku Bekas

Kompas.com - 28/12/2024, 14:42 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Berjalannya waktu, tahun berganti tahun, hiruk-pikuk dunia perlawasan kerap saya rasakan, hingga pada akhirnya turut merasakan fase menjelajah.

Berawal dari ternganga, menjadi terbiasa, hingga merasa tak ada yang istimewa lagi alias sudah biasa saking seringnya melihat beragam jenis dan kondisi buku.

Sampai-sampai aktivitas menjelajah pun berganti, yang semula benar-benar menjelajah, kini menjadi nampung.

Jadi dengan maksud jika mau melihat dan membeli buku, jauh lebih memilih untuk dihubungi lebih dulu baru datang ke lokasi, atau memesan genre tertentu lebih dulu dan jika sudah ready langsung request untuk diantar ke rumah.

Kejutan Uang dan Buku Keemasan

Di tahun 2022, saya membeli buku bekas dan lawas seperti biasanya untuk dijual kembali. Ketika barang datang, langsung saya keluarkan dari kardus dan dibersihkan satu per satu sembari melakukan pengecekan detail. Sekilas, semua buku tampak biasa dan tak ada yang berbeda.

Saat itu, sekaligus melakukan pemasaran. Beberapa buku berhasil difoto dan dipasarkan, tetapi begitu mau lanjut ke sebuah buku besar, kok, dari jauh terlihat ada beberapa lembar kertas pink kemerahan di tengah buku.

Saya hanya berpikir kertas itu adalah catatan bekas si pemiliknya atau pembatas buku.

Ketika dibuka, rupanya uang Rp 100.000,-an sebanyak 3 lembar, tersusun rapi menyelip di tengah halaman buku.

Saya pun bengong dan bertanya-tanya sendiri, "Ini uang asli apa palsu ya," begitu dicek betul-betul rupanya asli.

Kalau orang lain dapat uang tak terduga mungkin senangnya bukan main, tetapi entah justru saya malah takut. Sebab, bukan milik saya, apalagi kondisi uangnya adalah baru dan mulus betul, rasa-rasa baru diselipkan.

Saat itu juga, saya langsung menghubungi Pakde, sebab beliaulah yang mengangkut dan membawakan buku-bukunya kepada saya - untuk menanyakan apakah uang tersebut miliknya atau mungkin mengetahui siapa pemilik buku sebelumnya.

Sederhana, beliau mengatakan uang tersebut bukan miliknya, dan itu menjadi giliran saya mendapatkan hal tak terduga.

Buku Keemasan

Tahun selanjutnya, 2023. Saya masih menjalani aktivitas peralihan dari menjelajah buku seperti biasanya, yakni menampung.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau