Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Teman ini, kerap berbagi pekerjaan. Selain juga pemilik usaha rumahan, pertemanan dengan pelaku UMKM lain lumayan banyak. Kami punya kesepakatan, soal besaran pembagian fee. Kalau ada pengguna jasa, melalui jalur beliau.
Saya pribadi tidak kaku soal harga, terutama pada pelaku usaha kecil. Tidak jarang digratiskan, membayar dengan makanan yang sedang direview. Itung-itung membantu promosi, orang yang butuh tetapi tidak ada budget.
Tetapi kalau skala usaha-nya besar, misalnya sekelas resto atau caffee di Mall. Biasanya kami akan nego harga, sebelum terjadi kesepakatan.
Setelah kami sepakat, maka saya ke restoran dimaksud mengambil video. Setalah editing dan approval, diposting di medsos sesuai jadwal disepakati. Semua proses berjalan lumayan mulus, sampai pada hari pembayaran.
Gelagat mangkir mulai terbaca, ketika teman penghubung mengulur ulur waktu. Dari restoran mengaku sudah membayar, ditransfer ke rekening teman penghubung. Janji sehari dua hari ditunggu, seminggu dua minggu dijabani.
Ketika sudah masuk hitungan satu dua bulan, wapri saya dibalasnya lama. Alasannya sibuk, atau ketumpuk dengan wapri lain, dan macam-macam alasan. Pesan saya tadinya contreng biru, berubah contreng dua-- tidak berubah warna---sampai contreng satu.
Kalimat "utang bukan sekadar uang", benar-benar bukan kalimat kosong. Sejak saat itu, teman ini menghilang. Awalnya saya masih berusaha menagih, lama-lama mengikhlaskan dan malas untuk menagihnya.
***
Pintu rejeki teman ini berkurang, resto pernah dibuatkan video diperantarainya. Kini pemiliknya DM langsung, minta dibuatkan video yang baru. Konon sudah dicoba melalui teman yang biasa, tetapi responnya sangat lambat.
Kami bisa nego tanpa perantara, membuat kesepakatan dengan owner-nya langsung, Dan fee yang biasa dibagi, kini seratus persen utuh. Padahal kalau pertemanan dijaga baik, otomatis kami tetap melibatkan perantara.
Kredibilitas teman penghubung, jatuh di mata saya dan pemilik resto. Karena utang bukan sekadar uang, tetapi soal kredibilitas. Semoga bermanfaat.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Utang Bukan Sekadar Soal Uang tapi Kredibilitas"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.