Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Billy Steven Kaitjily
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Billy Steven Kaitjily adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Kenapa Generasi Milenial Gengsi Tinggal di Rusun?

Kompas.com - 31/01/2025, 23:04 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Tinggal di rusunawa tidak hanya memberikan hunian fisik, tapi juga membangun rasa kebersamaan.

Berbeda dengan lingkungan perumahan elit yang cenderung individualistis, rusunawa biasanya dihuni oleh masyarakat dari berbagai latar belakang yang hidup berdampingan.

Hal ini menciptakan peluang untuk membangun jaringan sosial yang lebih luas dan dinamis.

Interaksi antar penghuni rusun, sering kali, melahirkan inisiatif komunitas yang bermanfaat, seperti koperasi warga, kelompok olahraga, atau kegiatan sosial lainnya.

Bagi generasi milenial yang cenderung aktif dan kolaboratif, tinggal di rusunawa dapat menjadi kesempatan emas untuk belajar hidup bermasyarakat dan bekerja sama dalam memecahkan masalah bersama.

Selain itu, komunitas yang erat juga berkontribusi pada rasa aman dan nyaman. Dalam lingkungan rusun, penghuni saling mengenal dan mendukung satu sama lain.

Kehadiran tetangga yang peduli menciptakan atmosfer kekeluargaan yang jarang ditemukan di hunian modern lainnya.

Dengan memanfaatkan potensi komunitas ini, milenial dapat memperkaya pengalaman hidup sekaligus membangun solidaritas sosial yang kuat.

Lokasi Strategis dan Fasilitas Pendukung yang Memadai

Salah satu keunggulan utama rusunawa di Jakarta adalah lokasinya yang strategis.

Sebagian besar rusun dibangun di dekat pusat kota atau area yang memiliki akses mudah ke transportasi umum, seperti stasiun kereta, terminal bus, atau halte Transjakarta.

Hal ini memberikan keuntungan besar bagi milenial yang mengandalkan transportasi publik untuk beraktivitas sehari-hari.

Selain aksesibilitas, rusunawa juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, seperti taman bermain, pasar tradisional, pertokoan, area hijau, dan ruang serbaguna.

Dengan fasilitas ini, penghuni dapat menjalani gaya hidup yang sehat dan aktif tanpa perlu mengeluarkan biaya tambahan.

Beberapa rusunawa bahkan memiliki layanan pendukung seperti klinik kesehatan, tempat makan, dan tempat ibadah yang semakin mempermudah kehidupan penghuni.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau