Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Situasi setiap penderita demensia tentu berbeda-beda. Namun, makin meningkat penyakit demensia yang diderita, makin sering penderitanya hidup di masa lalu. Peristiwa masa lalu biasanya masih ada dalam ingatan mereka, sementara peristiwa masa kini cepat dilupakan. Mereka ingin sekali kembali ke lingkungan masa lalu mereka.
Halte bus semu atau palsu ini dapat membantu menenangkan para pasien. Penderita demensia akan pergi ke halte bus, dan menghabiskan waktu beberapa menit duduk di bangku halte.
Biasanya hanya sekitar dua hingga lima menit penderita akan lupa. Mereka akan kembali lagi dan beraktivitas seperti biasa. Halte bus semu ini menjadi media terapi bagi penderita demensia.
Schein-Bushaltestelle dianggap menjadi salah satu terapi yang cukup baik. Cara ini memang bukan merupakan solusi permanen, tetapi tindakan ini dapat membuat penderita demensia lebih tenang dan dapat mencegah mereka untuk melarikan diri.
Meskipun halte bus tiruan ini dianggap baik, tetap ada kritik mengenai langkah yang digunakan ini. Halte bus semu dianggap sebagai "kebohongan" yang dibuat untuk penderita demensia.
Namun, penderita demensia hidup di dunia mereka sendiri. Kita yang harus bisa menyesuaikan dan memahami realitas menurut mereka.
Langkah membuat halte bus palsu ini kemudian banyak diadaptasi oleh panti senior lainnya di banyak kota di beberapa Negara Bagian lain di Jerman.
Salam sehat untuk semua.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Schein-Bushaltestelle, Halte Semu untuk Pasien Demensia di Jerman"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.