
Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Hal ini membuat budidaya sorgum jauh lebih berkelanjutan secara ekologis. Selain itu, dengan masa panen yang relatif pendek (sekitar 100–120 hari), sorgum juga cocok sebagai tanaman rotasi atau tumpangsari.
Di sisi ekonomi, sorgum membuka peluang besar untuk pengembangan usaha tani rakyat. Biaya produksi yang lebih rendah dan daya jual yang kompetitif dapat meningkatkan pendapatan petani, terutama di daerah dengan kondisi agroklimat marginal.
Pengembangan sentra produksi sorgum juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam rantai nilai pertanian dan industri pengolahan.
Inovasi Produk Olahan Berbasis Sorgum
Perkembangan teknologi pangan mendorong munculnya berbagai inovasi dalam pengolahan sorgum. Saat ini, produk-produk berbasis sorgum telah merambah pasar lokal dan internasional, seperti:
1. Nasi sorgum siap saji: Dengan tekstur mirip nasi, produk ini menjadi alternatif langsung bagi konsumen beras.
2. Tepung sorgum terfortifikasi: Digunakan dalam pembuatan mie instan, roti lapis, pasta, dan donat tanpa gluten.
3. Sereal sarapan: Campuran sorgum dengan kacang-kacangan dan buah kering.
4. Snack sehat: Seperti keripik sorgum, cookies bebas gluten, dan pop sorgum.
5. Produk fermentasi: Seperti minuman probiotik, yoghurt nabati, dan minuman energi alami berbasis sorgum.
Menurut penelitian Nirmala et al. (2021), substitusi tepung terigu dengan tepung sorgum hingga 40% dalam adonan roti tidak hanya meningkatkan kandungan serat, tetapi juga menurunkan indeks glikemik produk akhir secara signifikan.
Hal ini memperluas peluang sorgum untuk dikembangkan dalam makanan fungsional dan pangan kesehatan.
Pengembangan sorgum sebagai bahan pangan nasional membutuhkan dukungan kebijakan yang kuat.
Pemerintah Indonesia telah mulai melirik sorgum sebagai bagian dari program diversifikasi pangan, namun implementasinya masih terbatas. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:
Selain itu, kerja sama dengan perguruan tinggi, LSM, dan sektor swasta dapat mempercepat adopsi sorgum secara nasional.