Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulius Roma Patandean
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yulius Roma Patandean adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Melihat Tolerasi dan Uniknya Ma'papura di Tana Toraja

Kompas.com - 20/07/2025, 19:35 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Jika berkesempatan mengunjungi Tana Toraja, selain menikmati keindahan alamnya, coba sesekali ikuti acara yang masih dijaga sampai saat ini, yakni ma'papura.

Ma'papura merupakan acara kedukaan warga Muslim masyarakat Tana Toraja untuk mempererat toleransi

Dalam setiap pelaksanaan upacara kedukaan, toleransi selalu nampak di dalamnya. Satu dalam ikatan keluarga dan kekerabatan.

Toleransi adalah satu hal yang masih sangat terawat dengan sangat baik di Tana Toraja.

Meskipun pengaruh budaya dari luar sudah mulai masuk dibawa oleh para pendatang dari daerah lain, tetapi kekuatan hubungan kekeluargaan sangat memperkuat toleransi antar umat beragama di daerah yang disebut pula sebagai Bumi Lakipadada ini.

Ma'papura adalah acara kedukaan bagi warga Muslim di Tana Toraja. Ma'papura dapat diartikan sebagai acara penutup/penghabisan. Kata "pura" dalam bahasa Toraja artinya habis.

Ma'papura dilakukan oleh warga Muslim dari kalangan NU. Seperti yang kami hadiri pada hari Minggu, 13 Juli 2025 di Kampung  Kaluku, Kelurahan Salubarani, Kecamatan Gandangbatu Sillanan. 

Prosesi Ma'papura bagi almarhum dilakukan pada hari ke-17 kematiannya. Sebelumnya, telah dilakukan prosesi ma'bongi tallu (malam ketiga) dan ma'pitu (malam ketujuh). 

Dengan selesainya prosesi ma'papura, maka seluruh rangkaian acara untuk almarhum telah selesai. Ma'papura juga biasa dilakukan pada malam ke-40 atau malam ke-100. Tergantung kesepakatan keluarga.

Kembali ke toleransi antar umat beragama di Tana Toraja dalam prosesi ma'papura. Warga dan keluarga yang datang mengikuti acara ini bukan hanya Muslim, melainkan dari kepercayaan lain juga.

Kehangatan sangat terasa saat kami yang non-Muslim datang dan disambut dengan penuh keramaian oleh pihak keluarga Muslim. Tak ada jarak sama sekali, bersalaman dan berpelukan oleh ibu-ibu.

Sebelum masuk dalam acara inti ma'papura, didahului dengan jamuan tamu di pondok (lantang) khusus untuk tamu.

Kopi dan aneka penganan  khas Toraja tersaji. Mereka yang melayani adalah rumpun keluarga dan tetangga. Berhijab  dan tidak berhijab  menyatu dalam ramah-tamah. Tidak ada jarak, semua menyatu.

Di bagian protokol, tokoh masyarakat dan tokoh adat secara bergantian melakukan prosesi mantawa putu' karua (membagi daging tanda hubungan keluarga dari pihak almarhum). Ini adalah momen yang ditunggu di acara ma'papura.

Pembacaan silsilah dari almarhum dilakukan. Kedua orang tua almarhum dibacakan silsilahnya. 

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau