Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Nurul Mutiara R A
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Nurul Mutiara R A adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Menanti Calon Presiden yang Peduli Keselamatan Gajah Sumatera

Kompas.com - 18/10/2023, 13:51 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

"Kalau saya terpilih jadi pemimpin, maka saya akan menurunkan harga minyak dan sembako. Saya akan menggratiskan sekolah dari SD hingga SMA. Saya akan membangun infrastruktur di wilayah 3T." ... dan sebagainya.

Sudah menjadi semacam tradisi, setiap mendekati masa pemilu, setiap calon pemimpin biasanya akan memberi janji-janji manis agar dipilih oleh masyarakat. Kutipan di atas adalah sedikit contoh dari banyak lagi janji-janji lain yang mungkin akan atau bahkan sudah dilontarkan oleh setiap calon.

Akan tetapi, dari banyaknya hal yang dijanjikan, mungkinkah ada cawapres yang berpikir mengenai penyelamatan gajah sumatera yang jumlahnya kian menurun?

Mengapa Gajah?

Di bulan September lalu, ada kabar bahagia, yakni seekor gajah sumatera berjenis kelamin betina telah lahir di Taman Nasional Tesso Nilo, yang terletak di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Bayi gajah betina yang lucu tersebut berasal dari indukan bernama Lisa.

Saat pertama kali bayi gajah itu diperkenalkan melalui media sosial instagram oleh pengelola BTN Tesso Nilo, banyak orang memberi selamat dan mengucap syukur tanda bahagia. Masyarakat semringah karena ada anggota baru gajah sumatera yang lahir ke dunia.

Kelahiran bayi gajah sumatera seolah memberi harapan baru bahwa mereka bisa terus hidup di tengah gempuran zaman yang penuh isu-isu kerusakan lingkungan dan hutan.

Pasalnya, data KLHK 2021 menyebutkan bahwa populasi gajah sumatera turun hampir 50% sejak tahun 2014. Ditambah lagi data terbaru KLHK mengatakan, dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, terdapat 28 gajah sumatera yang mati karena berbagai sebab. Setiap tahun, rata-rata ditemukan 2 hingga 3 kasus kematian gajah sumatera.

Tentu, informasi tersebut memberi kita semua pecutan mengenai kehidupan mereka, terlebih gajah merupakan salah satu hewan yang waktu berkembangbiaknya lambat. Seekor gajah betina membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun untuk mengandung dan melahirkan anaknya.

Raut gajah Sumatera yang kakinya terluka akibat terkena jerat saat menjalani perawatan di klinik pengobatan Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, Aceh, Selasa (25/2/2020). Tim BKSDA Aceh bersama personel Concervation Respomse Unit (CRU) DAS Peusangan menyelamatkan seekor gajah jantan yang diperkirakan berusia tujuh tahun yang terluka kaki kanan depan akibat terkena jerat pemburu di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh.AFP/CHAIDEER MAHYUDDIN Raut gajah Sumatera yang kakinya terluka akibat terkena jerat saat menjalani perawatan di klinik pengobatan Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, Aceh, Selasa (25/2/2020). Tim BKSDA Aceh bersama personel Concervation Respomse Unit (CRU) DAS Peusangan menyelamatkan seekor gajah jantan yang diperkirakan berusia tujuh tahun yang terluka kaki kanan depan akibat terkena jerat pemburu di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh.
Menanti Sosok Capres Membahas Keselamatan Gajah Sumatera

Mendekati masa pemilu 2024, banyak dari kita mungkin sudah bosan mendengar janji-janji dari para sosok capres yang seakan terlalu muluk dan jauh panggang dari api.

Salah satu masalah serius yang mestinya sudah jadi agenda wajib dan rutin yang harus segera dibahas dan ditemukan solusinya adalah masalah konservasi dan keselamatan satwa langka yang ada di Indonesia akibat perburuan liar atau deforestasi yang marak terjadi.

Indonesia memiliki banyak sekali satwa langka yang statusnya terancam punah, misalnya gajah, harimau, elang, macan, dan masih banyak lagi. Semua satwa langka ini sejatinya merupakan aset berharga bangsa Indonesia.

Mereka merupakan satwa endemik yang harus dilestarikan keberadaannya. Namun, keberadaan kantong-kantong habitat gajah sumatera kian hari kian menyusut.

Apabila suatu hari nanti akan diadakan debat atau diskusi capres, ada baiknya mereka juga membahas serta mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan konservasi hewan atau hutan alam, seperti berikut ini.

Pertama, sanksi apa yang bisa diberikan kepada para pemburu atau pembunuh gajah sehingga mereka bisa jera dan tak akan mengulangi perbuatan kejam tersebut.

Kedua, perlu memikirkan inovasi program terkait deforestasi agar tak mengganggu alam sehingga kehidupan gajah serta satwa lainnya bisa terjamin dan tak terancam.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau