Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
1. Bahan Dasar
Umumnya memiliki jumlah/volume paling besar dibandingkan bahan lainnya. Contoh, a) Air atau campurannya; b) Vaselin atau campurannya; c) Talkum atau campurannya; d) Alkohol atau campurannya.
2. Bahan Aktif
Merupakan bahan yang memiliki daya kerja yang diunggulkan, misal bahan aktif dalam produk pembersih muka.
3. Stabilizer
Merupakan bahan yang digunakan untuk menjaga agar produk kosmetik tetap stabil baik dalam hal bentuk fisik, warna, dan bau. Beberapa contoh di antaranya sebagai berikut.
4. Coloring (Pewarna)
Bahan pewarna yang digunakan umumnya ada dua jenis, yaitu pewarna yang larut (dalam air, alkohol, minyak) dan pewarna yang tidak larut. Akan tetapi, perlu diingat bahwa tidak semua bahan pewarna bisa digunakan dalam produk kosmetik.
5. Fragrance (Pewangi)
Bahan pewangi yang digunakan pada kosmetik bisa berasal dari bahan alami (misal bunga, daun, kulit batang), atau bahan sintetis yang terdiri dari campuran beberapa bahan.
Oleh sebab itu terkadang pada label produk kosmetik, komposisi pewangi tidak dicantumkan secara spesifik melainkan hanya tertulis 'fragrance'.
Alergi merupakan perubahan reaksi tubuh terhadap kuman penyakit atau reaksi hipersensitivitas terhadap zat tertentu yang dalam kadar tertentu tidak membahayakan untuk sebagian besar orang.
Artinya, zat alergen bukan semata-mata penyebab dari timbulnya alergi. Zat alergen justru berfungsi sebagai pemicu alergi pada keadaan fisiologisseseorang yang hipersensitif dengan zat tersebut.
Berikut ialah beberapa contoh bahan alergen yang mungkin terdapat dalam produk kosmetik.
Penggunaan produk kosmetik yang tidak sesuai dengan kulit atau yang tidak jelas asal-usulnya (sehingga berpotensi mengandung bahan yang dilarang), dapat berisiko menimbulkan efek samping pada orang yang memiliki reaksi hipersensitivitas pada tubuhnya.