Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Di samping itu menurut The Atlantic Daily, anak yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk berselancar di internet dan media sosial cenderung tidak lebih bahagia dibandingkan dengan anak-anak yang jarang bermain media sosial dan internet.
Dari ketidakbahagiaan itulah akhirnya akan memunculkan gangguan mental pada anak. Hal ini akan semakin memperburuk kesehatan mental anak jika anak masih dibolehkan untuk menonton flm dengan rating usia yang jauh di atas usianya.
Selain itu, kecanggihan internet, teknologi, dan hadirnya berbagai macam media sosial juga dapat mengakibatkan anak generasi Z mengalami pubertas dini di usia kurang dari 12 tahun.
Sebab, hal itu dipengaruhi oleh produksi hormon dopamin dan melantonin yang berlebih karena pengaruh layar biru yang terdapat pada gawai.
Lantas, bagaimana sebaiknya orangtua bersikap jika anak yang belum cukup usianya ingin menonton film dengan rating jauh di atas usianya?
Tentu, orangtua harus memberikan penjelasan dan pengertian pada anak-anaknya perihal aturan menonton film sesuai rating usianya. Dalam memberikan pengertian itu, orangtua bisa melakukan beberapa hal berikut.
Pertama, beritahu bahwa rating usia dibuat bukan untuk melarang anak-anak menonton film, tetapi untuk menjaga supaya mental anak tetap baik dan tidak jadi dewasa sebelum waktunya.
Anak yang terlalu cepat dewasa sebelum waktunya akan cenderung malu untuk melakukan aktivitas yang lazimnya dilakukan anak-anak seusianya. Akibatnya dia jadi kehilangan masa kecil yang berujung pada anak tidak bahagia.
Seseorang yang masa kecilnya tidak bahagia akan memiliki masalah mental saat dewasa kelak, beberapa di antaranya seperti berikut ini.
Kedua, biarkan anak menonton trailer film dengan rating usia 13 atau 17 tahun ke atas lalu jelaskan mengapa dia belum boleh menonton film itu.
Cara ini sebenarnya boleh dilakukan boleh juga tidak. Namun bila memang ingin melakukannya, orangtua bisa menunjukkan suatu cuplikan atau trailer film dengan rating yang jauh di atas usia anaknya.
Setelah sang anak selesai menontonnya, barulah orangtua memberikan penjelasan mengapa dia belum dibolehkan menonton film tersebut secara utuh di usianya sekarang, seperti misalnya di dalam film banyak adegan perkelahian atau adegan dewasa.
Sebab, anak yang sering terpapar tontonan dengan banyak adegan perkelahian di dalamnya akan meyakini jika berkelahi itu sesuatu yang wajar, padahal tujuannya adalah untuk membela diri.
Melalui penjelasan orangtua yang baik dan runut tentang semua itu, niscaya anak tidak akan merasa dilarang.
Ketiga, alihkan dengan kegiatan lain. Orangtua bisa mencoba mengalihkan perhatian anak dengan kegiatan lain agar anak tidak melulu memikirkan tentang film yang sedang banyak dibicarakan orang.