Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Effendy Wongso
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Effendy Wongso adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Putu Ayu, Kue Tradisional yang Cantik dan Digemari Masyarakat

Kompas.com, 19 Desember 2022, 13:52 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Asal Mula Kue Putu Ayu

Nama Putu Ayu memiliki kemiripan dengan kue tradisional Indonesia lainnya, yakni kue Putu.

Ternyata memang menurut Femy kue Putu Ayu memang memiliki hubungan erat dengan kue putu.

Ia menjelaskan bahwa Putu Ayu ini adalah bagian dari kue putu yang berakar dari kuliner Tiongkok dan berkembang di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.

"Jadi, sejarah putu yang berkembang menjadi banyak varian saat ini mulanya diklaim berasal dari Tiongkok, dan sudah ada sejak 1.200 tahun silam pada zaman Dinasti Ming. Ini dapat dibuktikan dari artefak soal kue putu yang masih tersimpan di China National Silk Museum di 73-1 Yuhuangshan Rd, Xihu, Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok," imbuhnya.

Alasan lain yang membuktikan bahwa kue Putu Ayu merupakan perkembangan dari putu dapat dilihat dari penggunaan bambu sebagai wadah silinder dalam pembuatannya.

"Kue putu dari bambu hingga saat ini masih digunakan sebagai wadah atau alat kukus oleh pedagang keliling Putu Ayu di Indonesia. Bambu ini persis seperti bambu-bambu kukus yang dipamerkan di China National Silk Museum," katanya.

Walau memang saat ini ia menyayangkan bahwa banyak pedagang kue Putu Ayu yang mengganti bambu dengan pipa PVC dengan alasan kepraktisan. Padalah penggunaan pipa PVC ini dinilai sangat berbahaya bagi kesehatan.

Femy juga menjelaskan berdasarkan literatur yang pernah dibacanya dulu, putu secara umum di negeri asalnya Tiongkok disebut Xianroe Xiao Long yang berarti kue dari tepung beras berisi kacang hijau lembut dan dimasak dalam cetakan bambu.

Sementara asal mula kata putu diketahui berasal dari sastra kuno Indonesia, Serat Centhini (1814). Salah satu bagian Serat Centhini ini diterangkan bahwa Ki Bayi Panutra meminta santrinya untuk menyediakan hidangan pagi.

"Nah, hidangan atau penganan pagi itu berupa sajian makanan pendamping serupa serabi dan sejenis puthu," paparnya.

Pada masa itu, dalam membuat kue putu orang Indonesia menggunakan gula jawa atau gula aren sebagai isian, alih-alih menggunakan kacang hijau. Sebab, gula jawa atau gula aren pada masa itu lebih mudah didapatkan.

Selain di Jawa, kue putu juga terdapat di wilayah Indonesia lain seperti di Sulawesi Selatan. Di sana kue putu dikenal dengan nama “Putu Nangis” karena saat proses pengukusan menggunakan pipa bambu akan terdengar suara nyaring yang mirip dengan suara tangisan.

Kue putu yang terdapat di daerah Makassar dan Kabupaten Bone dibuat menggunakan beras ketan hitam tanpa gula.

"Dalam perkembangannya pula, Putu Ayu di Sulawesi Selatan tidak hanya menggunakan tepung beras atau tepung terigu melainkan juga menggunakan beras ketan hitam," terang Femy.

Femy juga menjelaskan bahwa cara makan kue putu di sana terbilang unik, sebab kue putu Bugis biasanya dimakan bersama taburan parutan kelapa dan sambal. Kue putu di Bugis biasanya dijual di pagi hari dan disantap sebagai pengganti menu sarapan yang praktis.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Rajabasa dan Pelajaran Tentang Alam yang Tak Pernah Bisa Diremehkan
Kata Netizen
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Harga Buku, Subsidi Buku, dan Tantangan Minat Baca
Kata Netizen
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Rapor Anak dan Peran Ayah yang Kerap Terlewat
Kata Netizen
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Merawat Pantun, Merawat Cara Kita Berbahasa
Kata Netizen
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Bukan Sekadar Cerita, Ini Pentingnya Riset dalam Dunia Film
Kata Netizen
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Sumatif di SLB, Ketika Penilaian Menyesuaikan Anak, Bukan Sebaliknya
Kata Netizen
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Dari Penonton ke Pemain, Indonesia di Pusaran Industri Media Global
Kata Netizen
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Hampir Satu Abad Puthu Lanang Menjaga Rasa dan Tradisi
Kata Netizen
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Waspada Leptospirosis, Ancaman Penyakit Pascabanjir
Kata Netizen
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Antara Loyalitas ASN dan Masa Depan Karier Birokrasi
Kata Netizen
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Setahun Coba Atomic Habits, Merawat Diri lewat Langkah Sederhana
Kata Netizen
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Mengolah Nilai Siswa, Tantangan Guru di Balik E-Rapor
Kata Netizen
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Pernikahan dan Alasan-alasan Kecil untuk Bertahan
Kata Netizen
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Air Surut, Luka Tinggal: Mendengar Suara Sunyi Sumatera
Kata Netizen
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Pacaran Setelah Menikah, Obrolan Berdua Jadi Kunci
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau