Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yana Haudy
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yana Haudy adalah seorang yang berprofesi sebagai Full Time Blogger. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pentingnya Dukungan Orangtua dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Kompas.com - 13/04/2023, 02:52 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

"Mau kurikulumnya ganti atau tidak sebenarnya tidak masalah, karena seperti apa pun kurikulumnya, anak pertama kali mendapat pendidikan dari kita, orangtua dan keluarga besarnya, bukan dari guru atau sekolah."

Pertama kali anak belajar mengenal suara, bahasa, huruf, angka, semua asalnya dari kita. Sebab kita meninabobokannya saat bayi, berbicara, mengenalkan macam-macam warna, dan memperdengarkan anak dengan musik dan bunyi-bunyian.

Pun dengan etika dan tata krama. Salim (cium tangan) dengan kakek dan nenek atau paman dan bibi, makan dengan tangan kanan, berbicara tidak dengan kata-kata makian, mengucapkan permisi kalau mau lewat di depan orang yang lebih tua, dan lain sebagainya. Itulah pendidikan karakter paling dulu yang diterima anak sebelum dia masuk sekolah, dari keluarganya terutama orangtuanya.

Kurikulum Merdeka menguatkan pendidikan berbasis karakter yang sudah diterima anak di rumah menjadi makin kokoh.

Cara Orangtua Berpartisipasi di Sekolah yang Menerapkan IKM

Di Kabupaten Magelang IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) baru diterapkan kelas 1 dan 4 (SD/sederajat), kelas 7 (SMP/sederajat), dan kelas 10 (SMA/sederajat). Kelas lainnya masih memakai Kurikulum 2013.

Sebagaimana Kurikulum 2013 yang perlu keterlibatan melibatkan orangtua (melalui komite sekolah dan paguyuban) dalam mengawasi dan berpartisipasi memajukan kualitas pendidikan di sekolah, di Kurikulum Merdeka juga sama.

Hal berikut bisa jadi cara bagi orangtua untuk berpartisipasi dalam IKM di sekolah anaknya tanpa mengganggu kegiatan belajar-mengajar oleh guru kepada siswa.

1. Jangan ragu, sungkan, dan malu bertanya pada guru kelas tentang tugas, praktik, kegiatan sekolah, bahkan materi pelajaran yang kurang dipahami anak.

Soal kegiatan sekolah sebetulnya itu tugas ketua paguyuban yang meneruskan informasi tentang agenda sekolah (bila ada) ke orangtua/wali di kelasnya. Jadi tanpa kita minta pun ketua paguyuban mestinya rutin menginformasikan hal itu.

Namun, andai ketua paguyuban tidak berfungsi sebagaimana mestinya, Anda boleh bertanya langsung ke guru kelas. Sesekali saja, tidak perlu sering-sering.

2. Sekali-kali berpartisipasi dalam kegiatan kelas dan sekolah.

Di IKM ada yang namanya Projek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila (P5). Salah satu perwujudan P5 ini adalah gelar karya.

Aktivitas yang digelar tentu hasil karya siswa selama memahami pembelajaran. Pemahaman saat pembelajaran diwujudkan dalam bentuk kerajinan tangan, pembuatan makanan tradisional, kesenian budaya dan tradisi, atau bahasa di tempat sekolah itu berada.

Karena Kurikulum Merdeka tidak menggantikan Kurikulum 2013, jadi kelas yang belum menerapkan IKM juga dilibatkan untuk mengisi gelar karya tersebut.

Bila kelas mengadakan outing, orangtua juga biasanya diminta ikut jadi pendamping membantu guru mengawasi siswa selama outing berlangsung.

Berpartisipasi seperti itu bukan untuk cari muka ke guru atau kepala sekolah, tapi supaya kita tahu bagaimana jalannya proses akademik yang diterima anak-anak. Secara tidak langsung kita juga bisa mengamati apakah perilaku anak di sekolah bertolak belakang dengan perilakunya di rumah atau sebaliknya.

3. Saling sapa dengan orang tua/wali siswa.

Seintrovert apa pun Anda usahakan basa-basi menanyakan kabar ke sesama orangtua saat bertemu mereka. Tidak perlu sampai ikut atau membentuk geng arisan, cukup saling kenal saat ambil rapor saja sudah cukup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Dampak Melemahnya Nilai Tukar Rupiah terhadap Sektor Industri

Kata Netizen
Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Paradoks Panen Raya, Harga Beras Kenapa Masih Tinggi?

Kata Netizen
Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Pentingnya Pengendalian Peredaran Uang di Indonesia

Kata Netizen
Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Keutamaan Menyegerakan Puasa Sunah Syawal bagi Umat Muslim

Kata Netizen
Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Menilik Pengaruh Amicus Curiae Megawati dalam Sengketa Pilpres 2024

Kata Netizen
Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Melihat Efisiensi Jika Kurikulum Merdeka Diterapkan

Kata Netizen
Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Mengenal Tradisi Lebaran Ketupat di Hari ke-7 Idulfitri

Kata Netizen
Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Meminimalisir Terjadinya Tindak Kriminal Jelang Lebaran

Kata Netizen
Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Ini Rasanya Bermalam di Hotel Kapsul

Kata Netizen
Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kapan Ajarkan Si Kecil Belajar Bikin Kue Lebaran?

Kata Netizen
Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Alasan Magang ke Luar Negeri Bukan Sekadar Cari Pengalaman

Kata Netizen
Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Pengalaman Mengisi Kultum di Masjid Selepas Subuh dan Tarawih

Kata Netizen
Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Mencari Solusi dan Alternatif Lain dari Kenaikan PPN 12 Persen

Kata Netizen
Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Tahap-tahap Mencari Keuntungan Ekonomi dari Sampah

Kata Netizen
Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Cerita Pelajar SMP Jadi Relawan Banjir Bandang di Kabupaten Kudus

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com