Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Berkawan dengan sesama orangtua berguna buat kita sharing soal pelajaran, agenda dan kegiatan kelas, sekaligus supaya sesama orangtua bisa saling mengingatkan soal perilaku anak mereka di kelas.
4. Beritahu guru jika anak punya kesulitan memahami mata pelajaran tertentu atau mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman sekolahnya.
Memberi tahu guru kelas lebih penting daripada mengumbarnya pada orangtua lain atau di medsos.
Mengumbar seperti itu tidak bakalan dapat solusi, malah memperkeruh keadaan karena berpotensi membuat urusan jadi melebar kemana-mana.
Guru lebih tahu kondisi di kelas dan lebih paham bagaimana mengatasi masalah-masalah seperti itu dengan tetap mengutamakan kepentingan anak.
5. Ikut webinar tentang IKM bila perlu.
Saya sendiri sudah melakukannya sewaktu Kompasiana menggelar webinar bersama Kemdikbudristek 4 Maret 2022 lalu.
Webinar itu sebenarnya ditujukan untuk guru, dosen, dan pendidik, tapi saya ikut karena mau tahu bagaimana sekolah lain menerapkan IKM dan bagaimana pihak Kemdikbudristek menyosialisasikan hal tersebut.
Ternyata IKM sekolah yang jadi narasumber webinar serupa dengan yang dilakukan sekolah anak-anak saya. Mereka sudah berkolaborasi dengan orangtua untuk mencapai target prestasi tertentu di sekolah.
Prestasi itu termasuk nilai akademik yang memuaskan, makin bertambahnya pemahaman siswa tentang materi di mata pelajaran, dan dukungan orangtua dalam membimbing anak-anak mereka di rumah.
Kurikulum Merdeka mendorong kompetensi guru ke level tinggi karena sudah tidak lagi dibebani oleh pekerjaan administratif. Dengan begitu guru akan punya waktu mencari cara efektif dan kreatif dalam menyampaikan pembelajaran sesuai karakteristik siswa di kelasnya.
Makanya orangtuanya jangan mau ketinggalan zaman. Posisi orangtua di Kurikulum Merdeka itu seperti obat paten yang merupakan obat yang baru diproduksi dan memiliki hak paten.
Pola pikir orangtua juga mesti diperbarui mengikuti perkembangan zaman, apalagi orangtua memiliki hak paten terhadap pendidikan anaknya.
Bila hak paten itu digunakan untuk terus jadi pendidik nomor satu bagi anak kita, sembari berkolaborasi dengan guru dan sekolah, maka sangat mungkin tujuan Kurikulum Merdeka akan tercapai optimal buat anak kita.
Jadi walau belajarnya di sekolah negeri, kualitas anak-anak kita tidak akan kalah dari lulusan luar negeri.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Gurunya Kompeten, Kurikulumnya Keren, Orang Tuanya Paten"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.