Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Pada saat mengerjakan skripsi dulu, saya sempat stres ketika menjalaninya. Padahal dari segi keterampilan menulis, saya boleh dianggap memiliki sedikit pengalaman lebih jika dibandingkan teman seangkatan saya.
Sebab pada waktu itu saya tergabung dalam sebuah lembaga riset kampus dan pernah beberapa kali menjuarai lomba karya tulis selama kuliah.
Namun sayangnya kendala terbesar saya pada saat mengerjakan skripsi adalah tidak memahami teknik bimbingan yang diberikan dosen pembimbing saya yang lebih banyak memberikan arahan-arahan singkat tanpa menjelaskan apa yang salah dari tulisan saya.
Pada akhirnya saya menyerah akan skripsi saya meski pada waktu itu skripsi yang saya buat telah melewati ujian seminar proposal.
Namun, setelah berkaca dari kesalahan tersebut saya mulai mengumpulkan semangat lagi dan mengajukan ulang skripsi ke dosen pembimbing yang baru.
Dari situ, saya hanya membutuhkan waktu 7 bulan untuk bisa menyelesaikan skripsi saya hingga proses sidang akhir.
Selama pengerjaan skripsi, saya juga banyak belajar dari keberhasilan orang lain dalam mengerjakan skripsi dengan cepat namun hasilnya tetap maksimal.
Artinya meski dilakukan dalam durasi kurang dari setahun tapi bukan berarti skripsi jadi tidak berbobot. Ini karena ada teknik khusus yang sebenarnya telat saya pahami.
Lantas apa teknik dalam mengerjakan skripsi dengan cepat namun tetap menghasilkan skripsi yang bagus dan berbobot?
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, menentukan topik yang tepat untuk skripsi adalah hal yang sangat penting.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.