Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Widi Kurniawan
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Widi Kurniawan adalah seorang yang berprofesi sebagai Human Resources. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Aturan Wajib Masker Dicabut, Penumpang Tetap Pakai Masker di Kereta

Kompas.com - 15/06/2023, 15:28 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Mulai tanggal 12 Juni 2023, pengguna transportasi massal KRL CommuterLine tak lagi diharuskan untuk menggunakan masker.

Hal itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan Nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan Pelaku Perjalanan Orang dengan Transportasi Kereta Api pada Masa Transisi Endemi Covid-19.

Aturan serupa sebenarnya sudah diberlakukan lebih dulu pada moda transportasi MRT Jakarta dan bus TransJakarta sesuai dengan SE Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Nomor 26/SE/2023 tentang Himbauan Pelaksanaan Protokol Kesehatan di dalam Sarana dan Prasarana Angkutan Umum pada Masa Transisi Menuju Endemi.

Meski begitu, berdasarkan pantauan pribadi dua hari ke belakang, mayoritas penumpang KRL CommuterLine dan MRT Jakarta masih terlihat menggunakan masker.

Situasi ini terlihat di beberapa stasiun, seperti Stasiun Manggarai, Sudirman, hingga stasiun MRT Dukuh Atas.

Alasan Orang Masih Pakai Masker

Dari pantauan pribadi, terlihat hanya segelintir penumpang yang tampaknya merasa lega dengan aturan tak harus mengenakan masker lagi.

Mungkin saja, bagi mereka aturan wajib mengenakan masker itu adalah aturan yang “menyiksa” karena menimbulkan rasa pengap.

Masih banyak penumpang KRL Commuter Line yang memilih menggunakan masker.Kompasianer WIdi Kurniawan Masih banyak penumpang KRL Commuter Line yang memilih menggunakan masker.
Meski aturan wajib mengenakan masker sudah dicabut, kenapa masih banyak orang yang tetap mengenakan masker?

Alasannya bisa jadi karena mereka belum mengetahui dicabutnya aturan wajib mengenakan masker tersebut. Alasan lain mungkin sebenarnya mereka sudah tahu soal dicabutnya aturan tersebut, tetapi masih merasa ragu akan ditegur petugas jika tidak menggunakan masker.

Jika melihat diskusi di media sosial terkait dicabutnya aturan wajib mengenakan masker ini memang terdapat dua kubu yang menyatakan akan tetap mengenakan masker dan yang merasa senang tidak harus mengenakan masker lagi.

Mereka yang menyatakan akan tetap menggunakan masker mengatakan bahwa alasan mereka adalah sudah terbiasa, untuk mencegah penyakit menular, trauma dengan COVID-19, hingga alasan-alasan yang terkesan bercanda seperti agar tetap terlihat ganteng/cantik.

Sebenarnya memang penggunaan masker di moda transportasi massal seperti KRL begitu krusial. Selain bisa mencegah berpindahnya virus penyakit, juga bisa menghindari kita dari aroma-aroma tak sedap penumpang KRL di jam-jam padat.

Situasi di dalam MRT, Selasa (13/6/2023).Kompasianer Widi Kurniawan Situasi di dalam MRT, Selasa (13/6/2023).
Polusi Udara Meningkat di Jabodetabek

Di samping alasan-alasan tadi, masih banyaknya orang memilih tetap menggunakan masker di transportasi umum adalah karena faktor polusi udara di Jabodetabek yang meningkat beberapa waktu ini.

Kualitas udara di Jabodetabek, terutama pada siang hari, terasa begitu buruk dan sangat tidak sehat ketika dihirup.

Apalagi masih banyak orang yang terlihat batuk-batuk dan bersin ketika berada di tempat umum, termasuk di dalam CommuterLine, TransJakarta, maupun MRT.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau