Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Suatu hari ketika melewati jalan untuk pergi ke sekolah, terpampang banyak sekali baliho kontestan pemilu, ada dari partai A, B, C, hingga Z.
Berbagai baliho itu memperlihatkan sosok kontestan yang akan “bertanding” memperebutkan suara di pesta pemilu 2024 nanti. Mulai dari yang mengenakan sorban, hijab, peci, memasang pose tangan mengepal, dan lain sebagainya.
Tak hanya tampilan dan pose sang sosok, kata-kata yang terdapat dalam baliho-baliho tadi juga bervariasi, mulai dari motivasi, perjuangan, doa, harapan, hingga janji-janji.
Semua bentuk kreativitas dalam baliho tersebut tak lain memiliki tujuan untuk memikat hati masyarakat menjelang pemilu 2024.
Akan tetapi, dari semua bentuk kreativitas yang terpampang dalam baliho-baliho tersebut, sangat jarang atau bahkan nihil baliho yang menyuarakan isu lingkungan.
Padahal isu lingkungan adalah isu yang sangat penting untuk bisa menapaki kehidupan di masa mendatang, bukan hanya janji pendidikan, ekonomi, sosial-budaya, atau lainnya.
Isu lingkungan mestinya juga harus dimunculkan di tiap baliho para kontestan pemilu sehingga mampu menyuarakan perbaikan lingkungan hingga ke lingkup paling kecil.
Dengan adanya isu lingkungan atau program peduli lingkungan yang disuarakan di tiap baliho tentu akan menunjukkan bahwa seorang kontestan pemilu memiliki wawasan dan cara pandang yang baik tentang isu lingkungan, baik itu di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional.
Lantas kenapa harus lingkungan?
Sebab, saat ini, sekarang ini dunia sedang mengalami ancaman global tentang krisis lingkungan yang sudah semakin parah.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.