Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agustian Deny Ardiansyah
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Agustian Deny Ardiansyah adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

7 Elemen Dasar untuk Ciptakan Lingkungan Sekolah Aman

Kompas.com - 06/10/2023, 10:43 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Selain itu, budaya positif siswa bisa terlihat juga ketika mereka saling berbagi makanan satu sama lain. Hal ini berarti mereka sudah mampu saling menghargai orang-orang yang ada di sekitarnya dengan penuh kesopanan dan rasa hormat.

  • Menciptakan Rasa Aman di Sekolah

Satpam sekolah yang bertugas pun tak hanya melulu berada di ruangannya. Mereka secara berkala melakukan pengecekan dengan berkeliling ke seluruh lingkungan sekolah ketika jam pelajaran sudah dimulai maupun saat jam istirahat.

Ketika waktu pulang sekolah sudah tiba pun, para satpam itu juga sudah siap siaga di sekitar pintu keluar sekolah untuk mengantar para siswa-siswi keluar dan bertemu dengan orangtuanya masing-masing.

  • Tempelan atau Imbauan Positif di Lorong-Lorong Kelas

Di lingkungan sekolah juga banyak terpadang imbauan-imbauan seperti “Sekolah Ramah Anak”, “Stop Bullying”, “Dilarang Merokok”, dan lain sebagainya.

Selain itu di lorong-lorong sekolah juga banyak terdapat mural dengan kalimat-kalimat motivasi yang bisa mendukung budaya positif siswa-siswi.

Semua elemen itu, baik poster maupun mural yang berisi imbauan serta kalimat motivasi, secara tidak langsung memberikan ajakan pada siswa-siswi untuk bisa bersikap positif dan baik selama berada di lingkungan sekolah.

  • Menciptakan Lingkungan yang Asri dan Bersih untuk Siswa Bermain

Banyak tempat sampah yang tersebar di lingkungan sekolah. Ketika jam istirahat siswa selesai, uniknya tempat-tempat sampah itu selalu terisi penuh. Artinya, siswa-siswi di sana telah paham di mana mereka harus membuang sampah-sampah tersebut.

Selain itu, di lingkungan sekolah ini banyak terdapat pohon-pohon yang membuat suasana sekolah begitu rindang dan udara yang ada di lingkungan sekolah pun jadi segar.

Pohon-pohon itu tentu juga selalu dirawat oleh pihak sekolah sehingga tidak akan ada pohon dengan batang-batang yang rentan patah dan bisa membahayakan siswa-siswi yang sedang bermain di bawahnya.

Lingkungan yang asri dan bersih selain berdampak pada tumbuhnya rasa memiliki dan juga riang gembira hal itu juga bisa menjadi indikator keamanan dan kenyamanan siswa-siswi di sekolah tersebut.

  • Membuat Pembelajaran yang Kreatif

Peran guru membuat pembelajaran yang kreatif juga sangat penting dalam mewujudkan rasa aman bagi siswa-siswi.

Dengan pembelajaran kreatif, interaksi siswa akan lebih besar baik dalam kegiatan berkelompok, permainan pembelajaran atau ice breaking sehingga bisa menciptakan ikatan bagi siswa-siswinya dan pada akhirnya membuat hadirnya rasa aman dan nyaman.

Sekolah aman adalah idaman, sehingga kasus-kasus yang saya ceritakan di awal akan segera diketahui dan diantisipasi karena adanya kesadaran semua warga sekolah untuk membentuk ekosistem yang aman dan nyaman di lingkungan sekolah.

Salam Sekolah Aman, Salam Merancang Sekolah Aman.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Merancang Sekolah Aman, Guru Wajib Paham!"

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Embung Jakarta untuk Banjir dan Ketahanan Pangan
Kata Netizen
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Ikan Asap Masak Santan, Lezat dan Tak Pernah Membosankan
Kata Netizen
Menerangi 'Shadow Economy', Jalan Menuju Inklusi?
Menerangi "Shadow Economy", Jalan Menuju Inklusi?
Kata Netizen
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Bukit Idaman, Oase Tenang di Dataran Tinggi Gisting
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Terpopuler
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau