Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Yulius Roma Patandean
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Yulius Roma Patandean adalah seorang yang berprofesi sebagai Guru. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Dampak Lingkungan yang Timbul dari Kurangnya Pengetahuan Petani Daerah

Kompas.com - 22/12/2023, 18:00 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Sayangnya, tak ada yang bisa mencegah dan membatasi aktivitas penebangan pohon demi membuka lahan tanam sayur dan palawija ini. Pasalnya, lahan ini merupakan lahan milik pribadi.

Maka dari itu, sebenarnya yang menjadi kunci agar tak ada lagi aktivitas penebangan ini adalah kesadaran diri dan edukasi terkait bahaya menggunduli pepohonan di tanah-tanah rawan longsor.

Dari aktivitas penebangan pohon ini dampaknya sudah mulai terlihat. Hampir sepuluh tahun terakhir ini, mulai terjadi banyak tanah longsor di bagian timur dan tengah Kecamatan Rano.

Selain longsor, juga pernah terjadi banjir bandang yang menhanyutkan sebuah rumah dan mengakibatkan satu korban jiwa.

Belum lagi terjadi pergerseran tanah yang membuat puluhan penghuni rumah mesti diungsikan. Semua ini terjadi karena tidak adanya pepohonan yang menyangga tanah. Kesuburan tanah di sana justru dirusak oleh pembukaan lahan sayur dan palawija secara masif.

Pembakaran Lahan

Selain aktivitas penebangan pohon ada juga pembakaran rumput kering yang dilakukan di musim kemarau. Aktivitas tersebut dilakukan hampir di semua lahan kebun sayur dan bawang, khususnya lahan yang ada di wilayah Tana Toraja.

Aktivitas pembakaran ini dilakukan pada waktu sore hingga malam hari. Tujuan pembakaran ini dilakukan sore hingga malam hari adalah agar api pembakaran lahan ini bisa dikontrol dan tidak tertiup angin.

Biasanya warga akan membakar lahan seluas-luasnya untuk membuka lahan tanam sayur baru yang justru memicu kebakaran lebih besar dan akhirnya membutuhkan bantuan dari pasukan pemadam kebakaran.

Sulitnya mencegah aktivitas pembakaran ini diperparah dengan adanya anggapan masyarakat setempat yang percaya bila sebuah lahan di bukit terbakar maka nanti akan dipastikan turun hujan.

Akibatnya, tak heran bila kemudian hari terjadi kebakaran hebat di sebuah lahan perbukitan dan kemudian lahan tersebut berubah fungsi menjadi lahan tanam.

Alasan lain mengapa banyak masyarakat lokal memilih untuk membakar semak belukar untuk membuka lahan tanam adalah karena cara tersebut dianggap lebih mudah dan murah jika dibandingkan dengan dibersihkan tanpa membakar.

Selain dampak kebakaran yang bisa merambat dan menjadi semakin luas, aktivitas pembakaran ini juga mengakibatkan pencemaran udara karena asap pekat hasil pembakaran.

Pemakaian Herbisida dan Pestisida yang Tak Terkontrol

Hal lain yang menjadi pemicu kerusakan lingkungan adalah penggunaan herbisida dan pestisida kimia secara masif. Pasalnya, beberapa jenis sayuran seperti kembang kol dan bawang merah sangat membutuhkan pestisida untuk memastikan hasil panen maksimal.

Penggunaan pestisida pada tanaman sayur ini awalnya bertujuan agar tanaman-tanaman tersebut tak terserang dari serangan hama dan penyakit batang busuk.

Akan tetapi penggunaan pestisida secara berlebihan ini akan menurunkan tingkat kesuburan dan akan mencemari air tanah yang akhirnya akan bisa merusak mikroorganisme di tanah tersebut.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Apa yang Membuat 'Desperate' Ketika Cari Kerja?

Apa yang Membuat "Desperate" Ketika Cari Kerja?

Kata Netizen
Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Antara Bahasa Daerah dan Mengajarkan Anak Bilingual Sejak Dini

Kata Netizen
Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kebebasan yang Didapat dari Seorang Pekerja Lepas

Kata Netizen
Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Menyiasati Ketahanan Pangan lewat Mini Urban Farming

Kata Netizen
Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Mari Mulai Memilih dan Memilah Sampah dari Sekolah

Kata Netizen
Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Menyoal Kerja Bareng dengan Gen Z, Apa Rasanya?

Kata Netizen
Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Solidaritas Warga Pasca Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur

Kata Netizen
Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kenali 3 Cara Panen Kompos, Mau Coba Bikin?

Kata Netizen
Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Tips yang Bisa Menunjang Kariermu, Calon Guru Muda

Kata Netizen
Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Dapatkan Ribuan Langkah saat Gunakan Transportasi Publik

Kata Netizen
Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Apa Manfaat dari Pemangkasan Pada Tanaman Kopi?

Kata Netizen
Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kembangkan Potensi PMR Sekolah lewat Upacara Bendera

Kata Netizen
Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Menulis sebagai Bekal Mahasiswa ke Depan

Kata Netizen
Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Membedakan Buku Bekas dengan Buku Lawas, Ada Caranya!

Kata Netizen
Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Menunggu Peningkatan Kesejahteraan Guru Terealisasi

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau