Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
Selain penggunaan pestisida pada tanaman, pemakaian herbisida secara masif untuk mematikan gulma juga dapat merusak lingkungan. Pasalnya, penggunaan herbisida ini bisa mencemari manusia dan ternak yang berada di sekitar lahan tersebut.
Akibat nyata dari penggunaan beberapa zat kimia secara masif tersebut adalah banyak warga di Tana Toraja yang jatuh sakit. Selama ini warga lokal mempercayai bahwa penyebab mereka sakit adalah karena diguna-guna.
Akan tetapi, setelah diselidiki penyebab utamanya adalah karena mengonsumsi air yang tercemar zat kimia akibat penggunaan pestisida dan herbisida.
Faktor lain seperti masih abainya warga menggunakan alat pelindung diri (APD) ketika melakukan aktivitas penyemprotan juga menjadi penyebab utama mereka jatuh sakit.
Maka dari itu, sudah saatnya kini petani-petani lokal, terutama mereka yang berkecimpung di komoditi sayuran dan palawija mulai peduli akan penggunaan alat serta bahan-bahan lain agar tak mencemari lingkungan. Tak hanya sekadar mengejar keuntungan ekonomi semata.
Rusaknya lingkungan akan memberi dampak jangka panjang yang ujung-ujungnya juga akan merugikan diri mereka sendiri. Selain itu, diperlukan juga peran lembaga atau instansi terkait untuk melakukan pendampingan serta edukasi pada para petani lokal terkait pengetahuan bertani yang aman dan tak membahayakan lingkunga.
Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Peringatan Dini Petani Sayur dan Palawija di Daerah"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.