Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ragu Theodolfi
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Jangan Lupa Cicip 4 Kuliner Ini Jika Berkujung ke Kupang

Kompas.com - 17/01/2024, 01:09 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Semua sayuran ini kemudian ditumis menggunakan bumbu mentah seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah, jahe (bila suka), dan terasi.

3. Jagung Pulut

Salah satu varietas jagung yang cukup mudah ditemukan di Kupang adalah jagung pulut (Zea mays certaina).

Jagung ini paling banyak ditemukan di daerah Oesao Kabupaten Kupang, maupun di wilayah lainnya sekitar Kupang.

Adapun cara membuat jagung ini ialah dengan cara ditumis, namun juga dapat digoreng menggunakan minyak dalam jumlah yang sedikit. Orang Kupang menyebutnya jagung pulut goreng.

Teksturnya yang lembut dan pulen, akan matang dalam waktu yang sangat singkat.

Cara memasaknya ialah dengan mencacah bawang putih sampai halus, ditumis bersama terasi, udang rebon atau ebi hingga aromanya keluar. Masukkan jagung pulut yang telah dipipil ke dalam tumisan bawang bersama terasi.

Bolak-balik sebentar hingga jagungnya matang, dan tambahkan daun kemangi sesuai selera untuk memberi sensasi aroma dan rasa yang nikmat. 

4. Segarnya Sambal Luat

Sambal luatTangkapan Layar YouTube/Dapur Mama Cresent Sambal luat

Sambal luat adalah sambal segar yang terdiri dari beberapa bahan, di antaranya irisan bawang merah, tomat, cabe rawit dan daun kemangi. Sambal ini menjadi lebih terasa lebih segar dengan menambahkan perasan dan potongan jeruk nipis di dalamnya.

Sambal segar ini biasanya disajikan dengan jagung bose, atau dengan irisan sei yang menggoda. Sangat mudah untuk menemukan sambal ini di tempat tertentu dan bisa dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Kupang.

Jadi, sudah siap untuk mencicipi dan mencoba kuliner khas Kupang?

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Kuliner Khas Kupang: dari Jagung Bose hingga Se'i, Daging Asap yang Lezat"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Cerita dari Subang, tentang Empang dan Tambak di Mana-mana

Kata Netizen
Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Benarkan Worklife Balance Sekadar Ilusi?

Kata Netizen
Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Langkah-langkah Memulai Usaha di Industri Pangan

Kata Netizen
Urbanisasi, Lebaran, dan 'Bertahan' di Jakarta

Urbanisasi, Lebaran, dan "Bertahan" di Jakarta

Kata Netizen
Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses Baru Karantina di Indonesia, Apa Dampaknya?

Kata Netizen
Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Tren Vlogger Kuliner, antara Viralitas dan Etis

Kata Netizen
Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kebijakan Tarif Trump dan Tantangan ke Depan bagi Indonesia

Kata Netizen
Film 'Jumbo' yang Hangat yang Menghibur

Film "Jumbo" yang Hangat yang Menghibur

Kata Netizen
Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Perang Dagang, Amerika Serikat Menantang Seluruh Dunia

Kata Netizen
Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Apa Kaitan antara Penderita Diabetes dan Buah Mangga?

Kata Netizen
Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Tiba-tiba Emas Ramai Dibeli, Ada Apa Ini?

Kata Netizen
Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kembalinya Fitrah Guru Mengajar Setelah Ramadan

Kata Netizen
Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Titiek Puspa dan Karyanya Tak Lekang Waktu

Kata Netizen
'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau