Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irmina Gultom
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Irmina Gultom adalah seorang yang berprofesi sebagai Apoteker. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Pengenaan Pajak dan Sesat Pikir Rokok Elektrik di Masyarakat

Kompas.com - 23/02/2024, 09:00 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

"Rokok Elektrik Sebagai Pengganti dan Bantuan untuk Berhenti Merokok"

Nikotin dalam rokok elektrik dan rokok tembakau dapat merangsang reseptor nikotinik di otak, meningkatkan pelepasan dopamin, dan menciptakan sensasi menyenangkan. Pelepasan dopamin ini akan menimbulkan sensasi menyenangkan, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh.

Jika paparan nikotin berulang dan semakin tinggi, toleransi terhadap nikotin juga akan semakin tinggi (neuroadaptasi). Dan jika hal ini tidak terpenuhi, akan menimbulkan gejala putus obat pada pengguna.

Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung teori bahwa rokok elektrik dapat membantu pengguna rokok tembakau untuk berhenti merokok.

Risiko Terkait Penggunaan Rokok Elektrik

Meskipun ada klaim bahwa rokok elektrik lebih aman, risiko kesehatan tetap menjadi perhatian utama. Senyawa nikotin, selain memberikan efek adiktif, juga dapat memiliki dampak negatif terutama pada kelompok rentan seperti remaja, ibu hamil, dan janin.

Efek pada perkembangan otak remaja. Penggunaan nikotin dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada perkembangan otak remaja. Mekanisme ini dapat memengaruhi fungsi kognitif dan meningkatkan risiko ketagihan.

Bahaya bagi ibu hamil. Kehadiran nikotin dalam rokok elektrik dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Toksin yang terkandung dalam uap rokok elektrik dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan janin.

Aspek karsinogenik. Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok elektrik, meskipun tidak sebanyak rokok tembakau, masih bersifat karsinogenik. Risiko kanker tetap ada, dan pengguna rokok elektrik tidak sepenuhnya terbebas dari ancaman ini.

Keberlanjutan ketergantungan. Mekanisme nikotin yang sama dalam rokok elektrik dapat menyebabkan keberlanjutan ketergantungan, yang pada gilirannya dapat menyulitkan upaya berhenti merokok.

Mitos Pengganti Rokok dan Solusi Teruji

Dalam upaya mencari solusi yang efektif untuk berhenti merokok, seringkali muncul mitos mengenai keamanan rokok elektrik. Namun, fakta dan solusi yang telah teruji ilmiah tetap menjadi pedoman yang lebih aman.

Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang cukup mendukung efektivitas rokok elektrik sebagai alat bantu berhenti merokok. Terapi farmakologi masih menjadi pilihan utama dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Sampai saat ini, salah satu cara aman dan terbukti untuk mengurangi keinginan merokok adalah dengan Nicotine Replacement Therapy (NRT).

Terapi ini menggunakan nikotin untuk membantu seseorang mengurangi keinginannya untuk merokok. Dengan dosis nikotin yang terukur, NRT membantu mengatasi keinginan merokok dan gejala putus obat tanpa risiko tambahan yang terkait dengan rokok elektrik.

Keberhasilan NRT ini dinilai mencapai 50-70% dengan catatan hasil itu ditentukan oleh seberapa besar keinginan dan motivasi seseorang untuk berhenti merkok.

Terapi NRT ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

'Selain Donatur Dilarang Mengatur', untuk Siapa Pernyataan Ini?

"Selain Donatur Dilarang Mengatur", untuk Siapa Pernyataan Ini?

Kata Netizen
Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang 'Tidak'?

Kenapa Mesti Belajar Menolak dan Bilang "Tidak"?

Kata Netizen
'Fatherless' bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

"Fatherless" bagi Anak Laki-laki dan Perempuan

Kata Netizen
Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Mudik Backpacker, Jejak Karbon, dan Cerita Perjalanan

Kata Netizen
Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Antara RTB dan Kualitas Hidup Warga Jakarta?

Kata Netizen
Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Apa yang Membuat Hidup Sederhana Jadi Pilihan?

Kata Netizen
Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Pembelajaran dari Ramadan, Minim Sampah dari Dapur

Kata Netizen
Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Bagaimana Premanisme Bisa Hidup di Tengah Kehidupan?

Kata Netizen
Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kasus Konstipasi Meningkat Selama Puasa, Ini Solusinya!

Kata Netizen
Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Zakat di Sekolah, Apa dan Bagaimana Caranya?

Kata Netizen
Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kesiapan Tana Toraja Sambut Arus Mudik Lebaran

Kata Netizen
Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Ada Halte Semu bagi Pasien Demensia di Jerman

Kata Netizen
Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Memberi Parsel Lebaran, Lebih dari Sekadar Berbagi

Kata Netizen
Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Melihat Kota Depok Sebelum dan Setelah Lebaran

Kata Netizen
'Mindful Eating' di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

"Mindful Eating" di Bulan Ramadan dan Potensi Perubahan Iklim

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau