Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com
"Rokok Elektrik Sebagai Pengganti dan Bantuan untuk Berhenti Merokok"
Nikotin dalam rokok elektrik dan rokok tembakau dapat merangsang reseptor nikotinik di otak, meningkatkan pelepasan dopamin, dan menciptakan sensasi menyenangkan. Pelepasan dopamin ini akan menimbulkan sensasi menyenangkan, menekan rasa lapar, dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Jika paparan nikotin berulang dan semakin tinggi, toleransi terhadap nikotin juga akan semakin tinggi (neuroadaptasi). Dan jika hal ini tidak terpenuhi, akan menimbulkan gejala putus obat pada pengguna.
Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung teori bahwa rokok elektrik dapat membantu pengguna rokok tembakau untuk berhenti merokok.
Meskipun ada klaim bahwa rokok elektrik lebih aman, risiko kesehatan tetap menjadi perhatian utama. Senyawa nikotin, selain memberikan efek adiktif, juga dapat memiliki dampak negatif terutama pada kelompok rentan seperti remaja, ibu hamil, dan janin.
Efek pada perkembangan otak remaja. Penggunaan nikotin dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada perkembangan otak remaja. Mekanisme ini dapat memengaruhi fungsi kognitif dan meningkatkan risiko ketagihan.
Bahaya bagi ibu hamil. Kehadiran nikotin dalam rokok elektrik dapat membahayakan kesehatan ibu hamil dan janin. Toksin yang terkandung dalam uap rokok elektrik dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan janin.
Aspek karsinogenik. Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok elektrik, meskipun tidak sebanyak rokok tembakau, masih bersifat karsinogenik. Risiko kanker tetap ada, dan pengguna rokok elektrik tidak sepenuhnya terbebas dari ancaman ini.
Keberlanjutan ketergantungan. Mekanisme nikotin yang sama dalam rokok elektrik dapat menyebabkan keberlanjutan ketergantungan, yang pada gilirannya dapat menyulitkan upaya berhenti merokok.
Dalam upaya mencari solusi yang efektif untuk berhenti merokok, seringkali muncul mitos mengenai keamanan rokok elektrik. Namun, fakta dan solusi yang telah teruji ilmiah tetap menjadi pedoman yang lebih aman.
Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang cukup mendukung efektivitas rokok elektrik sebagai alat bantu berhenti merokok. Terapi farmakologi masih menjadi pilihan utama dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.
Sampai saat ini, salah satu cara aman dan terbukti untuk mengurangi keinginan merokok adalah dengan Nicotine Replacement Therapy (NRT).
Terapi ini menggunakan nikotin untuk membantu seseorang mengurangi keinginannya untuk merokok. Dengan dosis nikotin yang terukur, NRT membantu mengatasi keinginan merokok dan gejala putus obat tanpa risiko tambahan yang terkait dengan rokok elektrik.
Keberhasilan NRT ini dinilai mencapai 50-70% dengan catatan hasil itu ditentukan oleh seberapa besar keinginan dan motivasi seseorang untuk berhenti merkok.
Terapi NRT ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut.