Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mahéng
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama Mahéng adalah seorang yang berprofesi sebagai Penulis. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Paylater, Racun yang Membuat Kelas Menengah Sulit Kaya

Kompas.com, 9 Maret 2024, 10:00 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Keu gaya hudep hana meu oeh ban (Gaya hidup sekarang sudah tidak menentu).

Peubloe tanoeh blang geujak bloe HP (Rela jual tanah sawah untuk beli smartphone).

Penggalan lirik lagu tersebut menggambarkan realitas gaya hidup konsumtif yang menjerumuskan banyak orang, termasuk muda-mudi di Aceh, yang rela mengorbankan aset berharga demi mengikuti tren dan keinginan sesaat.

Buku The Top 10 Distinctions Between Millionaires and the Middle Class karya Keith Cameron mengungkap perbedaan mencolok dalam kebiasaan mengelola keuangan antara orang kaya dan kelas menengah. Kelas menengah sering terjebak dalam gaya hidup konsumtif yang melebihi kemampuan mereka.

Paylater menjadi pilihan yang populer, memungkinkan mereka untuk membeli barang-barang di luar jangkauan finansial mereka. Uang yang seharusnya bisa ditabung untuk masa depan justru dihabiskan untuk membeli gadget terbaru, pakaian bermerek, dan liburan mewah.

Tidak hanya utang, keinginan untuk mendapatkan sesuatu dengan cepat atau instan juga berbahaya. Fast food dan fast fashion, meskipun menarik, memiliki risiko yang tinggi, baik bagi lingkungan maupun finansial kita.

Memilih untuk membeli fast fashion dengan harga murah mungkin dapat memberikan banyak pakaian dengan harga terjangkau, tetapi kualitasnya tidak tahan lama. Sebaliknya, memilih slow fashion yang berkualitas baik dapat menjadi investasi jangka panjang, meminimalkan pembelian berulang-ulang.

Promo flash sale juga perlu diwaspadai. Jangan sampai ketika kita melihat promo tersebut langsung tergoda untuk check out barang yang sebenarnya tak dibutuhkan tanpa pertimbangan yang matang.

Meskipun saya masih berusaha melunasi utang, saya menyadari betapa pentingnya untuk memutus lingkaran utang yang melelahkan. Beberapa faktor, seperti gaji pas-pasan, biaya hidup yang tinggi, dan inflasi, memang berada di luar kendali individu dan menjadi alasan penghambat kelas menengah sulit mencapai kekayaan.

Akan tetapi, selain faktor-faktor tersebut ada faktor lain seperti literasi keuangan yang perlu terus ditingkatkan pada tiap individu. Tanpa literasi keuangan yang baik, sekalipun seseorang memiliki gaji tinggi, ia tak akan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola keuangan dengan baik. Alih-alih bisa mengatur keuangannya, justru ia akan mudah terjebak dalam gaya hidup konsumtif dan malah kesulitan untuk menabung.

Oleh karena itu, mari tingkatkan literasi keuangan sebagai langkah pertama menuju kebebasan finansial yang sejati.

Pada akhirnya, utang bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi membantu, namun di sisi lain malah menjerat. Bagi kelas menengah, utang sering kali menjadi jebakan yang sulit dihindari, menghambat mereka mencapai kemapanan finansial.

Kebiasaan berutang, terutama untuk gaya hidup konsumtif adalah salah satu faktor utama yang menghambat kelas menengah untuk mencapai kemapanan finansial.

Ditambah lagi dengan godaan "racun" di media sosial dan solusi "tidak solutif" seperti paylater, semakin mempermudah kita untuk terjerumus dalam lilitan utang yang tak berujung.

Konten ini merupakan opini/laporan buatan blogger dan telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Paylater" dan Racun Gaya Hidup: Musuh Tersembunyi Kelas Menengah Susah Kaya"

 
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya
Kenapa Topik Uang Bisa Jadi Sensitif dalam Rumah Tangga?
Kenapa Topik Uang Bisa Jadi Sensitif dalam Rumah Tangga?
Kata Netizen
Urgensi Penataan Ulang Sistem Pengangkutan Sampah Jakarta
Urgensi Penataan Ulang Sistem Pengangkutan Sampah Jakarta
Kata Netizen
Kini Peuyeum Tak Lagi Hangat
Kini Peuyeum Tak Lagi Hangat
Kata Netizen
Membayangkan Indonesia Tanpa Guru Penulis, Apa Jadinya?
Membayangkan Indonesia Tanpa Guru Penulis, Apa Jadinya?
Kata Netizen
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Resistensi Antimikroba, Ancaman Sunyi yang Semakin Nyata
Kata Netizen
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Ketika Pekerjaan Aman, Hati Merasa Tidak Bertumbuh
Kata Netizen
'Financial Freedom' Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
"Financial Freedom" Bukan Soal Teori, tetapi Kebiasaan
Kata Netizen
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus 'Dosa Sampah' Kita
Tidak Boleh Andalkan Hujan untuk Menghapus "Dosa Sampah" Kita
Kata Netizen
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Tak Perlu Lahan Luas, Pekarangan Terpadu Bantu Atur Menu Harian
Kata Netizen
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Mau Resign Bukan Alasan untuk Kerja Asal-asalan
Kata Netizen
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan 'Less Cash Society'?
Bagaimana Indonesia Bisa Mewujudkan "Less Cash Society"?
Kata Netizen
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Cerita dari Ladang Jagung, Ketahanan Pangan dari Timor Tengah Selatan
Kata Netizen
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Saat Hewan Kehilangan Rumahnya, Peringatan untuk Kita Semua
Kata Netizen
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Dua Dekade Membimbing ABK: Catatan dari Ruang Kelas yang Sunyi
Kata Netizen
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Influencer Punya Rate Card, Dosen Juga Boleh Dong?
Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau