Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ajeng Leodita Anggarani
Penulis di Kompasiana

Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Apakah Kamu Termasuk Pendikte di Lingkungan Kerja?

Kompas.com - 30/09/2024, 22:52 WIB

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

Dari sejumlah pengalaman itu akhirnya saya mulai terbiasa bekerja sendiri, membangun support sistem sendiri.

Ada atau tidak ada partner kerja yang sebidang, saya harus tetap bekerja secara optimal untuk hasil yang maksimal.

Namun tiba-tiba saya mendapatkan partner kerja baru, sebut saja Si B. Untuk pengalaman memang si B ada di level newbie di bidang ini, sehingga dia masih belum paham apa yang seharusnya dilakukan.

Kantor kami ini memang terbilang cukup rush. Sehingga mereka mencari orang yang sudah terbiasa bekerja dengan pola cepat.

Banyak rekan yang tukar cerita terkait keberadaan si B ini. Kemunculannya dianggap bukan membantu tapi justru malah membuat pusing satu kantor.

Saya juga melihat si B ini terlihat memang jadi sangat stres di satu bulan pertama bekerja. Jadi lebih cepat emosi, dan jadi tidak semangat bekerja.

Di satu kesempatan saya coba untuk ajak dia bicara, saya tanya, apa keluhannya di awal masa kerjanya ini? 

Si B mengatakan bahwa di kantor itu tidak ada yang memberinya support.

Saya tanya lagi, support semacam apa yang dibutuhkan?

Katanya, semua seakan kerja masing-masing. Semua seperti masa bodoh dengan keberadaannya. Jadi dia merasa tak dianggap, kurang lebih seperti itu. Dia berharap minta diajari secara detil mengingat ini bidang baru.

Dia berharap juga ada orang yang selalu memeriksa hasil kerjanya, selalu mengingatkan jika ada pekerjaan yang harus dia lakukan.

Saya coba menceritakan pengalaman kerja saya terdahulu yang kondisinya mirip dengan yang dialaminya saat ini.

Saya yang belajar semua sendiri, mencari tahu sendiri, dan melakukan improvisasi diri. Setelah itu saya memberinya waktu untuk berpikir dan berharap cerita saya bisa menjadi motivasi.

Namun dua minggu berjalan, ternyata tak banyak perubahan. Dia masih sosok yang sama.

Akhirnya saya coba untuk mengubah pola. Saya coba untuk mendikte dia tentang pekerjaannya, walau sebenarnya tak enak hati karena yang bersangkutan usianya lebih tua dari saya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Eksistensi Toko Buku Bekas di Tengah Era Disrupsi

Kata Netizen
Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Logika Kelas Ekonomi antara Kaya dan Miskin

Kata Netizen
Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Stigma hingga Edukasi tentang Vasektomi

Kata Netizen
Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Tradisi Ngedekne Rumah dan Oblok-Oblok Tempe Berkuah

Kata Netizen
Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Antara Buku, Pendidikan, dan Kecerdasan Buatan

Kata Netizen
Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Antisipasi Penipuan lewat Digital Banking

Kata Netizen
Apakah Kamu Termasuk Pendikte di Lingkungan Kerja?

Apakah Kamu Termasuk Pendikte di Lingkungan Kerja?

Kata Netizen
Tes Sidik Jari dari Sudut Pandang Psikologis

Tes Sidik Jari dari Sudut Pandang Psikologis

Kata Netizen
Utang, Paylater, dan Pinjol

Utang, Paylater, dan Pinjol

Kata Netizen
'Wedding Anniversary', Sederhana tetapi Penuh Makna

"Wedding Anniversary", Sederhana tetapi Penuh Makna

Kata Netizen
Bonding Orangtua Masa Kini, Anak adalah Teman

Bonding Orangtua Masa Kini, Anak adalah Teman

Kata Netizen
Kapan Sebaiknya Hewan Divaksin?

Kapan Sebaiknya Hewan Divaksin?

Kata Netizen
Hubungan antara YouTuber Asing Ngonten di Indonesia dan Pariwisata

Hubungan antara YouTuber Asing Ngonten di Indonesia dan Pariwisata

Kata Netizen
Mengapa Sebelum Tambah Anak Mesti Diskusi dengan Si Kakak?

Mengapa Sebelum Tambah Anak Mesti Diskusi dengan Si Kakak?

Kata Netizen
Tempat-tempat Belanja Kebutuhan Harian di Kota Jeju

Tempat-tempat Belanja Kebutuhan Harian di Kota Jeju

Kata Netizen
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau